Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hacker Cina Terus Serang Jaringan Komputer Perusahaan Amerika

Perusahaan keamanan internet terkemuka CrowdStrike mengatakan tren peretasan hacker Cina terus meningkat pada 2018.

23 Februari 2019 | 16.33 WIB

Ilustrasi Hacker. REUTERS
Perbesar
Ilustrasi Hacker. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Washington -- Peretas di Cina meningkatkan serangan peretasan jaringan komputer milik perusahaan di Amerika Serikat seiring konflik dagang dan teknologi kedua negara terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Baca:

 

Perusahaan keamanan internet terkemuka CrowdStrike menemukan adanya peningkatan serangan oleh peretas berbasis di Cina. Para peretas ini berupaya menginfiltrasi ke dalam sistem komputer perusahaan Amerika untuk mendapatkan berbagai rahasia bisnis dan teknologi.

“Tren ini menunjukkan tidak ada indikasi bakal berhenti,” kata Michael Sentonas, wakil Presiden CrowdStrike bidang Teknologi Keamanan seperti dilansir CNN pada Rabu, 20 Februari 2019 waktu setempat.

Baca:

 

Serangan ini meningkat dan menyasar sejumlah perusahaan penting dan strategis seperti perusahaan operator telekomunikasi, farmasi, dan jaringan hotel.

“Ini kemungkinan terkait dengan meningkatnya ketegangan diantara kedua negara,” begitu salah satu bunyi laporan dari CrowdStrike, yang dipublikasikan pada Selasa pekan ini.

Serangan peretas Cina terhadap perusahaan AS sempat turun selama beberapa tahun setelah kedua pemerintahan membuat kesepakatan pada 2015 untuk tidak melakukan pencurian siber terhadap rahasia dagang dan kekayaan intelektual terhadap satu sama lain demi tujuan komersial. “Tren turun itu sepertinya sekarang mulai terbalik,” begitu isi laporan CrowdStrike.

 

Baca:

 

Ketegangan antara AS dan Cina meningkat drastis pada pertengahan 2018 setelah AS mengenakan kenaikan tarif impor untuk produk dari Cina sebesar 10 – 25 persen. Ini menyasar produk andalan Cina seperti produk teknologi yang diproduksi perusahaan manufaktur telekomunikasi Huawei dan ZTE. Pencurian lewat siber merupakan salah satu keluhan AS terhadap Cina dalam sengketa dagang dan teknologi.

Ketegangan terkait peretasan ini masih terus terjadi meskipun Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Cina, Xi Jinping, sepakat melakukan gencatan senjata perang dagang pada Desember 2018 di Argentina. Namun, AS terus menekan Cina soal aksi pencurian lewat siber ini.

 

Baca:

 

Kementerian Kehakiman AS, misalnya, mendakwa dua warga Cina terkait peretasan global untuk mencuri rahasia dagang atas arahan pemerintah Cina. Beijing menanggapi ini dengan mengatakan AS agar berhenti merusak citra negara itu dan menarik dakwaan tadi agar hubungan kedua negara tidak semakin memburuk.

Menurut pemerintah AS, seperti dilansir The Verge, peretas Cina terus menyerang dan mencuri data dari NASA, IBM, dan Goddard Space Flight Center. Ada sekitar 45 perusahaan teknologi canggih yang menjadi sasaran peretasan ini.

“Tujuan Cina sederhana yaitu menggantikan posisi AS sebagai negara superpower terdepan dan mereka menggunakan metode ilegal untuk mencapai tujuan ini,” kata Christopher Wray, direktur FBI dalam jumpa pers pada akhir Desember 2018.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus