Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sumber di Hamas dan saksi mata mengungkap blokade yang diberlakukan Israel ke Jalur Gaza telah membuat harga-harga di sana melambung. Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran berkurangnya pasokan makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menghadapi situasi ini, Hamas akan memberlakukan tindakan tegas pada para pedagang yang menaikkan harga terlampau tinggi. Anggota Hamas yang bertugas di Departemen Kepolisian dikerahkan ke pasar-pasar penjuru Gaza untuk mengawasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aparat kepolisian itu menggali informasi dan menahan para pedagang jika perlu, serta memerintahkan para pedagang agar jangan menaikkan harga selama gencatan senjata ini mengalami kebuntuan. Mereka juga menindak para pedagang yang merampas suplai bantuan dan menjualnya lagi dengan harga murah.
Otoritas setempat mendorong warga Gaza agar melaporkan jika ada pedagang yang melakukan kesalahan. Sebab suplai makanan di Gaza sekarang ini mungkin hanya bertahan untuk dua pekan.
“Menghukum pedagang nakal di pasar adalah tindakan yang bagus, namun Hamas juga harus bertindak melawan pedagang kelas kakap yang mengendalikan apa yang kami makan,” kata salah seorang saksi mata kepada Reuters.
Israel menghentikan masuknya seluruh bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan alasan Hamas menolak memperpanjang kesepakatan gencatan senjata tahap pertama. Gencatan senjata itu dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir yang berakhir pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Kantor Perdana Menteri Israel mengunggah di X pada Minggu, 2 Maret 2025, perihal penghentian sementara masuknya bantuan kemanusiaan. Israel sangat yakin bantuan sudah cukup masuk ke Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
Hamas lebih memilih untuk masuk ke fase gencatan senjata kedua. Gencatan senjata Israel Hamas masing-masing tahap berlangsung 42 hari.
Gencatan senjata tahap kedua ditujukan untuk menghentikan permusuhan jangka panjang, pembebasan sisa sandera dan penarikan total tentara Israel dari Gaza. Israel ragu memproses gencatan senjata tahap dua karena ingin semua sandera warga Israel bebas dulu, namun hal ini membuat gencatan senjata rapuh.