Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar Provinsi Henan di Cina tengah terendam banjir pada Rabu, dengan ibu kotanya Zhengzhou yang paling parah terkena dampak setelah peramal cuaca menggambarkannya sebagai hujan lebat terbesar dalam 1.000 tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Zhengzhou, sebuah kota berpenduduk lebih dari 12 juta di tepi Sungai Kuning, sejauh ini 12 orang tewas di tengah banjir, dan sekitar 100.000 orang telah dievakuasi ke zona aman, kantor resmi Xinhua melaporkan, mengutip pemerintah setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehidupan jutaan orang di Henan telah berubah sejak akhir pekan di musim hujan yang luar biasa aktif yang menyebabkan naiknya cepat sejumlah sungai di lembah Sungai Kuning yang luas.
Banyak layanan kereta api di Henan, pusat logistik utama di Cina tengah, telah ditangguhkan. Banyak jalan raya juga ditutup dan penerbangan ditunda atau dibatalkan, dikutip dari Reuters, 21 Juli 2021.
Jalan di belasan kota berpenduduk padat terendam banjir. Video di media sosial menunjukkan penduduk, tangan mereka saling bergandengan, mengarungi jalan di arus banjir. Satu video menunjukkan seorang dewasa dan seorang anak hanyut di jalan arteri utama yang tersedak kendaraan yang setengah terendam.
Seorang warga mengenakan jas hujan berdiri di jalan yang banjir di Zhengzhou, Provinsi Henan, Cina 20 Juli 2021. [cnsphoto via REUTERS]
Dari Sabtu malam hingga Selasa malam, 617,1 milimeter hujan telah membasahi Zhengzhou, hampir setara dengan rata-rata tahunan kota sebesar 640,8 mm.
Tingkat curah hujan di Zhengzhou yang mengguyur selama tiga hari hanya terlihat sekali dalam seribu tahun, lapor media lokal mengutip para ahli meteorologi.
Video dramatis yang dibagikan di media sosial pada Selasa menunjukkan para penumpang di dalam air banjir keruh di kereta bawah tanah tanpa cahaya, dan stasiun bawah tanah berubah menjadi kolam besar.
"Air di luar gerbong naik, dan bocor dari pintu," tulis seorang pengguna internet di media sosial.
"Airnya sampai ke dada saya. Saya benar-benar takut, tapi yang paling menakutkan bukan airnya, tapi suplai udara di gerbong yang semakin berkurang."
Puluhan waduk dan bendungan juga telah mengeluarkan peringatan.
Semalam, pihak berwenang setempat mengatakan curah hujan telah menyebabkan bendungan Yihetan jebol selebar 20 meter di kota Luoyang barat Zhengzhou, dan bendungan itu "bisa runtuh kapan saja".
Seorang warga mengenakan jas hujan berdiri di jalan yang banjir di Zhengzhou, Provinsi Henan, Cina 20 Juli 2021. [cnsphoto via REUTERS]
Di Zhengzhou, markas pengendalian banjir setempat mengatakan waduk Guojiazui di kota itu telah jebol.
"Upaya pencegahan banjir menjadi sangat sulit," kata Presiden Xi Jinping pada Rabu, menanggapi situasi tersebut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah.
Pada hari Rabu, sistem transportasi Zhengzhou tetap lumpuh, dengan sekolah dan rumah sakit terputus oleh genangan air yang parah, menurut media pemerintah.
Beberapa anak telah terjebak di taman kanak-kanak mereka sejak Selasa.
Rumah Sakit Afiliasi Pertama Zhengzhou, pusat perawatan besar dengan lebih dari 7.000 tempat tidur, telah kehilangan semua tenaga, dan bahkan pasokan cadangan turun, surat kabar People's Daily melaporkan pada Rabu.
Rumah sakit itu berlomba mencari transportasi untuk memindahkan sekitar 600 pasien yang sakit kritis, menurut laporan itu.
Hujan lebat di Henan diperkirakan akan bertahan hingga Rabu, meskipun curah hujan akan terus berlanjut di seluruh provinsi selama tiga hari ke depan.
REUTERS