Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

8 Mei 2024 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam dan Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis menggelar aksi stop the war on gaza untuk peringatan 100 hari genosida gaza pada Sabtu, 13 Januari 2024 di Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat. Bertepatan 115 hari agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, massa menuntut genjatan senjata permanen. Dalam perang yang sudah berlangsung 3 bulan 5 hari tersebut, sebanyak 23.708 orang sipil Palestina meninggal dunia, lebih dari 60 ribu orang luka-luka. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sumber di Pemerintah Amerika Serikat mengungkap Washington telah menghentikan sementara sebuah pengiriman bom-bom berkekuatan penuh ke Israel. Langkah Washington ini sama dengan memberi tekanan pada sekutu dekatnya, Israel, agar jangan menginvasi Rafah, yakni wilayah selatan Gaza yang paling padat penduduknya.  Washington juga ingin Tel Aviv memberi lebih banyak waktu bagi perundingan gencatan senjata. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hamas, anggotanya masih memerangi tentara Israel di timur Gaza. Warga sekitar pun menyatakan pertempuran masih berlangsung. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel telah mengancam akan menyerang Rafah demi bisa mengalahkan ribuan anggota Hamas yang berlindung di sana. Namun negara-negara Barat dan PBB memperingatkan Tel Aviv bahwa serangan skala penuh ke Rafah hanya akan menjadi sebuah bencana kemanusiaan. Sumber di Pemerintahan Amerika Serikat mengatakan penghentian sementara senjata-senjata ke Israel yang seharusnya dilakukan pada akhir pekan lalu, telah menjadi respon atas serangan ke Rafah. Gedung Putin dan Pentagon menolak berkomentar perihal ini.  

Ini adalah penghentian sementara yang pertama untuk pengiriman senjata ke Israel sejak pemerintahan Presiden Joe Biden menawarkan dukungan penuh ke Israel usai serangan 7 Oktober 2023. Washington adalah sekutu paling dekat Negeri Bintang Daud dan pensuplai senjata terbesar Israel. 

“Kalau kami diminta bertempur dengan jari-jemari kami, maka kami akan melakukan apa yang bisa dilakukan,” kata sumber tersebut, yang tidak mau dipublikasi identitasnya. Sedangkan Juru bicara militer Israel mengatakan koordinasi antara sekutu tidak terandingi dan segala silang-pendapat diselesaikan secara pribadi.  

Militer Israel sebelumnya pada Selasa, 7 Mei 2024, mengambil alih penguasaan wilayah perbatasan antara Gaza dan Mesir di Rafah. Kondisi ini membuat terputusnya arus bantuan kemanusiaan. Warga mengatakan tank-tank yang bergerak untuk merebut kembali wilayah perbatasan itu, belum tampak. Baku tembak masih terjadi di luar Kota Rafah.  

Kelompok Hamas, Islamic Jihad dan Fatah dalam pernyataan terpisah menyatakan baku tembak masih berlangsung di wilayah tengah Jalur Gaza. Sedangkan warga di utara Gaza melaporkan tank-tank Israel melakukan penembakan besar-besaran ke area-area di timur Gaza dan distrik sekitarnya. 

Meski Israel bakal nekat menyerang Rafah dan pertempuran masih terjadi di penjuru Gaza, Amerika Serikat sangat yakin revisi proposal ke Hamas perihal gencatan senjata bisa mengarah ke sebuah terobosan, di mana hasil perundingan gencatan senjata akan diputuskan di Ibu Kota Kairo pada Rabu, 8 Mei 2024, waktu setempat.     

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus