Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mulai pekan depan, Inggris akan memperbolehkan pendatang asal Amerika dan Eropa yang tervaksin penuh untuk tidak menjalani karantina. Hal yang sama berlaku untuk warga Inggris yang kembali dari negara dengan resiko COVID-19 menengah.
Keputusan itu diambil sebagai upaya untuk menggenjot sektor pariwisata Inggris selama libur musim panas. Sebelumnya, pelaku usaha pariwisata mengeluh Pemerintah Inggris terlalu lamban membuka perbatasannya untuk wisatawan-wisatawan asing. Padahal, Inggris tergolong maju dalam hal vaksinasi, sehingga keunggulan itu dirasa pelaku usaha disia-siakan.
"Kebijakan ini juga akan berlaku di Skotlandia dan Wales jika mereka ingin mengikutinya," ujar pernyataan pers Pemerintah Inggris, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 29 Juli 2021.
Pengecualian bakal diberikan untuk negara Prancis. Pendatang dari Prancis tetap wajib menjalani karantina selama dua pekan dengan biaya sendiri. Hal itu menimbang varian Beta COVID-19 tengah menyebar di sana. Inggris berjanji status Prancis akan dikaji kembali pekan depan.
Meski mayoritas pendatang dari Eropa dan Amerika tak lagi perlu menjalani wajib karantina, Pemerintah Inggris menyatakan mereka tetap wajib mengambil tes COVID-19. Hal itu dilakukan di lokasi keberangkatan dan ketika tiba di Inggris nanti. Keputusan itu menimbang tidak semua yang tervaksin penuh bebas dari COVID-19.
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang peron di Stasiun King's Cross, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di London, Inggris, 12 Juli 2021. REUTERS/Henry Nicholls
Di sektor pariwisata, para pelaku usaha mengapresiasi kebijakan Pemerintah Inggris yang telah mereka nanti-nantikan tersebut . Keputusan pemerintah dirasa tepat, di saat libur musim panas, dan bisa memperbaiki perekonomian perusahaan yang terdampak pandemi.
Salah satu apresiasi datang dari maskapai British Airways. CEO British Airways Sean Doyle menyatakan pihaknya siap mengikuti kebijakan yang berlaku dan telah mengembangkan sistem untuk mengecek status vaksinasi pendatang dengan cepat.
"Langkah ini bakal memudahkan para keluarga untuk berkumpul kembali dan membuat kampanya Global Britain kembali berjalan," ujarnya.
Di pasar saham, keputusan Inggris berdampak pada nilai-nilai maskapai penerbangan. Nilai saham British Airways naik 3 persen, EasyJet 4 persen, dan Wizz Air 7 persen. EasyJet mengaku bakal langsung memanfaatkan momentum ini dengan menambah jumlah penerbangan pulang pergi Inggris - Eropa.
"(Keputusan pemerintah) ini adalah langkah yang tepat dan sudah seharusnya dilakukan walaupun sedikit telat," ujar CEO EasyJet, Johan Lundgren soal kebijakan bebas karantina Inggris.
Baca juga: Pelancong Amerika yang Sudah Vaksin Bisa Masuk Inggris, tapi Tidak Sebaliknya
REUTERS | ISTMAN MP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini