Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Yoweri Museveni berjanji pasukan Uganda akan melacak mereka yang bertanggung jawab atas kematian seorang pemandu safari dan dua turis asing yang sedang berbulan madu di taman nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak berwenang Uganda menuduh Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) membunuh pasangan tersebut, seorang warga negara Afrika Selatan dan Inggris, serta pemandu mereka yang berkewarganegaraan Uganda pada Selasa malam, 17 Oktober 2023, di dekat Taman Nasional Ratu Elizabeth.
ADF, yang bermula dari pemberontakan di Uganda namun bermarkas di Republik Demokratik Kongo sejak akhir tahun 1990an, berjanji setia kepada ISIS empat tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata saluran telegramnya.
Setelah beroperasi terutama di Kongo selama bertahun-tahun, ADF telah meningkatkan serangan di Uganda dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan pada bulan Juni terhadap sebuah sekolah menengah yang menewaskan lebih dari 40 orang.
“Itu adalah tindakan pengecut teroris yang menyerang warga sipil tak berdosa dan tragis bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu di Uganda,” kata Museveni dalam postingan di situs media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
“Tentu saja, para teroris ini akan membayar dengan nyawa mereka sendiri.”
Uganda dan Kongo melancarkan operasi darat dan udara bersama melawan ADF pada bulan Desember 2021 dalam upaya melenyapkan mereka dari Kongo timur.
Uganda mengatakan mereka telah berhasil membunuh lebih dari 560 pejuang dan menghancurkan kamp-kamp mereka, namun Museveni pada hari Rabu mengakui adanya “celah” dalam cara dinas keamanan menangani “sisa-sisa” kelompok yang terus menimbulkan ancaman.
Bridgeway Foundation, sebuah lembaga pemikir berbasis di AS yang mempelajari ADF, mencatat dalam analisis singkat bahwa serangan itu terjadi sekitar 20 km dari perbatasan Kongo, jauh lebih dalam ke wilayah Uganda dibandingkan serangan sebelumnya.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris pada hari Rabu menyarankan untuk tidak melakukan semua perjalanan kecuali penting ke Taman Nasional Ratu Elizabeth.
Kantor tersebut mengatakan pihaknya memberikan bantuan konsuler kepada keluarga warga negara Inggris tersebut.
REUTERS