Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Islamofobia di AS Meningkat sejak Perang Israel Hamas 7 Oktober

Keluhan mengenai Islamofobia dan diskriminasi anti-Palestina di AS melonjak sekitar 180 persen di akhir 2023 sejak perang Israel Hamas meletus.

30 Januari 2024 | 16.14 WIB

Orang-orang berkumpul untuk mengenang keluarga Muslim yang terbunuh di London, Ontario dalam sebagai serangan bermotif kebencian, di Montreal, Quebec, Kanada 11 Juni 2021. Serangan itu memicu kemarahan di seluruh Kanada, dengan seruan untuk mengekang kejahatan rasial dan Islamofobia. REUTERS/Andrej Ivanov
Perbesar
Orang-orang berkumpul untuk mengenang keluarga Muslim yang terbunuh di London, Ontario dalam sebagai serangan bermotif kebencian, di Montreal, Quebec, Kanada 11 Juni 2021. Serangan itu memicu kemarahan di seluruh Kanada, dengan seruan untuk mengekang kejahatan rasial dan Islamofobia. REUTERS/Andrej Ivanov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok advokasi dan hak-hak sipil muslim di Amerika Serikat mencatat keluhan mengenai Islamofobia dan diskriminasi anti-Palestina di AS meningkat sekitar 180 persen dalam tiga bulan. Islamofobia meningkat setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
 
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pada Senin, 29 Januari 2024 bahwa mereka telah menerima 3.578 pengaduan selama tiga bulan terakhir 2023. Mereka menyebut periode itu sebagai “gelombang kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina yang sedang berlangsung.”
 
Angka islamofobia meningkat sebesar 178 persen dari jumlah pengaduan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, menurut penghitungan organisasi yang berbasis di Washington, D.C. itu.
 
Pengaduan mengenai diskriminasi pekerjaan menempati urutan teratas dalam daftar tersebut dengan 662 pengaduan, kata organisasi tersebut. Sementara itu, kejahatan kebencian dan insiden kebencian dilaporkan sebanyak 472 kali dan diskriminasi pendidikan sebanyak 448 kali.
 
Awal bulan ini, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik mengatakan bahwa dalam tiga bulan setelah 7 Oktober, insiden antisemit di AS meningkat sebesar 360 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
 
Para aktivis hak asasi manusia telah mencatat peningkatan Islamofobia dan bias anti-Palestina di AS serta negara-negara lain sejak meletusnya pertempuran di kawasan Timur Tengah.
 
Salah satu insiden di AS yang mengkhawatirkan adalah penembakan pada November lalu di negara bagian Vermont, di mana tiga siswa keturunan Palestina ditembak. Selain itu, ada juga tragedi penikaman fatal oleh pria berusia 71 tahun terhadap seorang anak Palestina-Amerika berusia enam tahun di Illinois pada Oktober.
 
Menanggapi hal tersebut, pemerintah AS mengeluarkan panduan keamanan bagi komunitas berbasis agama pada Desember 2023 lalu dengan rekomendasi dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS). Langkah ini dilakukan ketika AS mencatat lonjakan tingkat antisemitisme dan Islamofobia sejak perang Israel di Gaza dimulai.
 
Departemen Kehakiman AS saat itu mengatakan pihaknya memantau meningkatnya ancaman terhadap orang Yahudi dan muslim. Presiden AS Joe Biden sebelumnya juga telah mengutuk antisemitisme dan Islamofobia.
 
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 26.422 orang dan melukai lebih dari 65.087 orang lainnya sejak 7 Oktober. Pembombardiran Israel dilakukan setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.139 orang.
 
REUTERS

Pilihan editor: Sejumlah Negara Hentikan Dukungan untuk UNRWA, Menlu Retno: Ini Collective Punishment!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus