DENGARLAH keluh kesah petani Australia: sudah susah payah menekan biaya produksi, pasar mereka disodok Amerika, yang memanjakan petaninya dengan memberikan semacam perangsang ekspor untuk bisa menjajakan gandumnya di negeri seperti RRC atau Uni Soviet. Petani Muangthai, yang tertonjok berasnya di pasar Jepang oleh sikap pemerintahan Reagan misalnya, mengancam: akan kembali menanam opium, bahan baku narkotik, yang sebelumnya sudah dibumihanguskan. Untung, sebelum semuanya jadi berlarut-larut, sidang GATT, yang berlangsung pekan silam di Punta del Este, Uruguay, berhasil mengumpulkan ide penyempurnaan sistem perdagangan internasional. Tapi sebelumnya terjadi berbagai adu pendapat Amerika Serikat dan Masyarakat Ekonomi Eropa dengan negara-negara berkembang. GATT, perjanjian internasional tentang tarif dan perdagangan yang beranggota 92 negara itu, merupakan alat yang mengatur hubungan dagang antarnegara. Para menteri perdagangan, yang menghadiri sidang istimewa itu, mengetahui bahwa perdagangan internasional kini sudah jauh menyimpang dari aturan yang tercantum dalam GATT. Dalam perundingan selama sepekan itu, AS memulai tuntutannya untuk memasukkan liberalisasi perdagangan komoditi pertanian, perbaikan peraturan tentang investasi dan jasa, serta perlindungan ketat terhadap merk dagang, paten, dan hak cipta. Sementara itu, MEE mendesak agar penghapusan subsidi pertanian tak perlu masuk agenda GATT -- yang akan memulai perundingannya pada awal bulan mendatang. Padahal, kelompok negara agraris mendesak agar negara anggota GATT secara bertahap menghapuskan semua subsidi untuk produksi dan ekspor barang pertanian. Adanya kesulitan negara-negara berkembang untuk membayar utang luar negerinya juga tak luput dari pembicaraan dalam forum itu. Kendati suku bunga rendah dan persyaratan pembayaran lebih lunak, negara debitur masih menghadapi proteksionisme di pasaran bahan mentah mereka. Kesepakatan akhirnya dicapai: subsidi akan diatur. Sidang GATT di Jenewa, bulan depan, mungkin mengarah pada liberalisasi dan memperluas perdagangan dunia. Nah, agar komitmen itu dapat betul-betul terlaksana, bakal dibentuk suatu badan dan mekanisme yang berfungsi sebagai pengawas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini