Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Korea Selatan pada Sabtu menangkap jenderal militer kedua terkait dugaan perannya dalam pemberlakuan darurat militer singkat yang dideklarasikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol awal bulan ini, menurut laporan media lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejaksaan menangkap Letnan Jenderal Yeo In-hyung, kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, atas tuduhan memerintahkan penangkapan terhadap 14 orang. Ini termasuk para pemimpin partai yang berkuasa dan oposisi utama, serta pengadaan server komputer di komisi pemilihan umum, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap dan dikutp Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penangkapan ini terjadi setelah Letnan Jenderal Lee Jin-woo, kepala komando pertahanan ibu kota, ditahan pada Jumat, dan mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun secara resmi ditangkap pada Rabu.
Setidaknya enam komandan militer, termasuk kepala staf gabungan, telah diskors atas dugaan keterlibatan mereka membantu darurat militer Yoon, sementara beberapa lainnya saat ini sedang diselidiki.
Yoon mendeklarasikan darurat militer pada Selasa malam 3 Desember. Namun, hanya beberapa jam kemudian 190 anggota parlemen bertemu dan mengesahkan mosi untuk mencabut keputusan tersebut, memaksanya untuk mencabut kembali pemberlakukan darurat militer.
Insiden itu memicu seruan untuk pengunduran diri Yoon, termasuk dari anggota Partai People Power yang dipimpinnya.
Pada Sabtu, parlemen Korea Selatan mengesahkan mosi pemakzulan terhadap Yoon dan menangguhkannya dari jabatan yang diembannya. Kini, nasib Yoon berada di tangan Mahkamah Konstitusi yang akan memutuskan apakah dia akan dipecat.
Pemimpin berusia 63 tahun tersebut menjadi presiden pertama yang menghadapi dakwaan pengkhianatan dan pemberontakan, serta larangan bepergian ke luar negeri. Yoon juga berpotensi ditangkap.