Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saham perusahaan farmasi yang terlibat dalam produksi vaksin Covid-19 merosot pada hari Kamis setelah Presiden Joe Biden berencana mengabaikan hak paten vaksin Covid-19 pada Rabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saham Pfizer, Moderna dan Novavax yang terdaftar di Frankfurt masing-masing turun 5,2%, 8,2% dan 10,1%, memperpanjang kerugian hingga 6% yang terlihat pada hari Rabu, dilaporkan Reuters, 6 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka diperkirakan akan dibuka lebih rendah di Wall Street, jatuh 2,6% menjadi 4,2% dalam perdagangan pra-pasar.
Kerugian tersebut dipicu setelah Biden mengatakan dia akan mendukung pengabaian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk kekayaan intelektual vaksin corona untuk membantu negara lain perang melawan pandemi.
Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, mengatakan pemerintahan Biden akan bernegosiasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia untuk membahas pengabaian perlindungan paten untuk vaksin.
Minggu ini, WTO menyerukan kepada negara-negara anggota untuk sementara memudahkan perlindungan hak paten untuk vaksin Covid-19.
Logo Moderna tercermin dalam tetesan jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Dengan melakukan hal itu, negara lain akan berkesempatan untuk memproduksi vaksin Covid-19 menggunakan proses teknologi yang sama dengan perusahaan seperti Moderna, BioNTech, dan Pfizer.
"Pemerintah sangat percaya pada perlindungan kekayaan intelektual, tetapi demi kontribusi untuk mengakhiri pandemi ini, maka kami mendukung pengabaian perlindungan hak paten untuk vaksin Covid-19," kata Tai dalam pernyataan tertulis, dikutip dari Investor's Business Daily.
Menerapkan pengabaian semacam itu bisa menjadi proses yang panjang, tetapi pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan yang telah banyak berinvestasi dalam vaksin Covid-19.
"Ini jelas dapat mengurangi potensi pendapatan yang diharapkan beberapa dari perusahaan-perusahaan ini dari melisensikan hak paten mereka," kata Neil Wilson, kepala analis pasar di Markets.com.
Saham farmasi juga melemah di tempat lain, dengan Curevac Jerman, yang saat ini sedang meminta persetujuan untuk vaksin Covid-19 produksi mereka, jatuh sebanyak 15%.
Saham pembuat vaksin Cina juga merosot dengan CanSino Biologics Inc, pembuat vaksin Covid-19 dosis tunggal, turun 16%. Sahamnya di Hong Kong turun sebanyak 22%.
Shanghai Fosun Pharmaceutical Group turun 10%.
Namun, saham AstraZeneca yang terdaftar di London tidak berubah. Indeks saham perawatan kesehatan Eropa turun 0,5%, sedikit tertinggal dari benchmark pan-Eropa STOXX 600.
Botol terlihat saat seorang karyawan mengerjakan vaksin Covid-19 di fasilitas manufaktur Pfizer di Kalamazoo, Michigan, AS. Inggris akan mulai mendatangkan vaksin untuk dapat didistribusikan mulai pekan depan. Pfizer/HO REUTERS
Federasi Produsen dan Asosiasi Farmasi Internasional (IFPMA) pada Rabu mengatakan rencana Presiden AS Joe Biden untuk menghapus hak paten vaksin Covid-19 keliru dan menyerukan lebih banyak perjanjian transfer teknologi alih-alih pengabaian hak paten.
"Pengabaian hak paten vaksin COVID-19 tidak akan meningkatkan produksi atau memberikan solusi praktis yang diperlukan untuk memerangi krisis kesehatan global ini. Sebaliknya, hal itu kemungkinan akan menyebabkan gangguan," kata IFPMA yang berbasis di Jenewa, yang mewakili perusahaan farmasi berbasis penelitian, Reuters melaporkan.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut langkah Biden sebagai "MOMEN MONUMENTAL DALAM PERANG MELAWAN # COVID19" di Twitter, dan mengatakan itu mencerminkan "kebijaksanaan dan kepemimpinan moral Amerika Serikat."
Perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin telah melaporkan pendapatan dan keuntungan yang tajam selama krisis. Kelompok lobi terbesar industri farmasi memperingatkan bahwa langkah Biden yang belum pernah terjadi sebelumnya akan merusak tanggapan perusahaan terhadap pandemi dan membahayakan keselamatan.
Satu sumber industri mengatakan perusahaan AS akan berjuang untuk memastikan pengabaian yang disepakati sesempit dan sebatas mungkin.
Biden berada di bawah tekanan yang semakin intensif untuk membagikan pasokan vaksin AS dan teknologi untuk memerangi virus di seluruh dunia.
Keputusan Joe Biden untuk mengabaikan hak paten vaksin Covid-19 datang saat wabah gelombang kedua Covid-19 melanda India dan menyumbang 46% dari kasus virus corona yang tercatat di seluruh dunia minggu lalu.