Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus mendorong kesetaraan akses terhadap vaksin bagi seluruh negara dunia. Tak hanya itu, dalam upaya peningkatan produksi vaksin global, Indonesia juga mendorong dihapuskannya hak paten vaksin covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman resmi Setkab RI, dihapuskannya hak paten ini bertujuan mendorong kapasitas produksi dunia terhadap vaksin. Di mana ini adalah salah satu bentuk upaya kolaborasi dunia untuk meratakan jalan bagi akses vaksin covid-19 setara bagi semua masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indonesia juga mendukung penghapusan hak paten vaksin COVID-19 guna mendorong kapasitas produksi dunia terhadap vaksin. Ini adalah salah satu bentuk upaya kolaborasi dunia untuk meratakan jalan bagi akses vaksin setara bagi semua,” ujar Retno seperti dikutip Tempo dari dari laman Setkab, Minggu 9 Mei 2021.
Dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin 1,39 juta dosis vaksin jadi AstraZeneca, di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu 9 Mei 2021, Retno menyampaikan, Indonesia sangat memahami upaya untuk memenuhi komitmen kesetaraan akses vaksin covid-19 bagi semua negara bukanlah hal yang mudah.
“Dari sejak awal pandemi, secara konsisten Indonesia terus menyuarakan akses vaksin yang setara bagi semua,” ujarnya
Untuk itu ia mengapresiasi kerja sama multilateral yang telah dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan tersebut.
"Usaha keras terus dilakukan oleh COVAX Facility yang didukung oleh Gavi, WHO, CEPI, dan bermitra dengan UNICEF bagi pemenuhan kebutuhan vaksin setara bagi semua negara. Kita apresiasi upaya tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, pada 17 Mei mendatang Menlu akan memimpin pertemuan bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada dalam COVAX AMC Engagement Group (COVAX AMC EG). Pertemuan ini dilakukan untuk membahas situasi terkini upaya pemenuhan vaksin covid-19 yang setara untuk semua negara.
WINDA OKTAVIA