Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Paus Fransiskus Dukung Paten Vaksin COVID-19 Dibuka ke Publik

Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus, berada dalam pihak yang mendukung pengabaian hak kekayaan intelektual terkait paten vaksin COVID-19

9 Mei 2021 | 08.00 WIB

Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan di perpustakaan Istana Apostolik di Vatikan, 28 April 2021. [Vatican Media/Handout via REUTERS]
Perbesar
Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan di perpustakaan Istana Apostolik di Vatikan, 28 April 2021. [Vatican Media/Handout via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus, berada dalam pihak yang mendukung pengabaian hak kekayaan intelektual terkait vaksin COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, Paus Fransiskus menyatakan akses ke paten vaksin COVID-19 perlu dibuka secara adil demi mempermudah upaya melawan pandemi. Walau begitu, ia memahami hal itu bakal menantang mengingat masih adanya nasionalisme vaksin.

"Dunia sekarang terinfeksi oleh virus individualisme...Salah satu varian dari virus tersebut adalah nasionalisme tertutup di mana mencegah internasionalisme vaksin COVID-19," ujar Paus Fransiskus dalam penggalangan amal di Vatikan, Sabtu, 8 Mei 2021.

Selain "nasionalisme vaksin COVID-19", Paus Fransiskus melanjutkan bahwa varian lainnnya adalah ketika hukum pasar atau kekayaan intelektrual diprioritaskan di atas kesehatan atau kemansuiaan. Hal tersebut ia sampaikan untuk menyindir pihak-pihak yang menentang pembukaan akses paten vaksin COVID-19 ke publik.

Diberitakan sebelumnya, usulan pembagian akses ke paten vaksin COVID-19 muncul seiring dengan memburuknya situasi pandemi. Beberapa negara yang kesulitan mendapatkan vaksin COVID-19 meminta akses ke paten agar mereka bisa memproduksi vaksin mereka sendiri. Kekhawatiran mereka, jika menunggu sampai suplai vaksin cukup, situasi pandemi di wilayah mereka sudah sulit untuk dikendalikan.

India adalah salah satu negara yang mengusulkan pengabaian hak paten vaksin COVID-19. Sebagaimana diketahui, India tengah menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 dengan jumlah kasus lebih dari 300 ribu per hari. Hal itu membuat mereka tak hanya kehabisan oksigen bantuan serta tempat tidur di rumah sakit, tetapi juga vaksin COVID-19. Bahkan, beberapa pusat vaksinasi sampai harus tutup.

Nah, upaya India untuk pengabaian hak paten vaksin COVID-19 mendapat sorotan lebih setelah Amerika menyatakan dukungan atas usulan itu. Presiden Joe Biden mengaanggap langkah itu perlu dipertimbangkan demi menyeterakan akses ke vaksin COVID-19. Walau begitu, Joe Biden menegaskan hal itu harus dicapai via Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Tidak semua pihak sepakat dengan dukungan yang diberikan Amerika. Ada yang menentanganya, ada juga yang meragukannya. Para produsen vaksin COVID-19 jelas menentangnya karena mereka telah merogoh kocek dalam jumlah besar untuk penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin COVID-19. Di sisi lain, mereka juga untung besar dari penjualan vaksin.

Baca juga: Jerman Tolak Rencana Joe Biden untuk Abaikan Hak Paten Vaksin Covid-19

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus