Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya jumlah orang kaya Cina melampaui jumlah orang kaya Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah laporan baru dari Credit Suisse (CS) menunjukkan bahwa kekayaan di Cina semakin meningkat, dan negara ini sekarang menyumbang 100 juta dari 10% orang terkaya di dunia. Sementara ada 99 juta orang Amerika dalam kategori yang sama, menurut laporan CNN, 22 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun Amerika Serikat masih memiliki lebih banyak jutawan dengan jumlah 18,6 juta atau 40% dari total dunia, dibandingkan 4,4 juta di Cina.
Laporan tersebut mengkredit sukuk bunga rendah dan potongan pajak untuk kenaikan kekayaan negara ke 11 tahun berturut-turut.
Rata-rata orang Amerika juga masih jauh lebih kaya daripada rekan-rekan Cina mereka, dengan kekayaan AS per orang dewasa di US$ 432.365 atau 6 miliar, dibandingkan dengan US$ 58.544 atau Rp 822 juta di Cina.
Namun Cina menggantikan Eropa sebagai mesin utama pertumbuhan kekayaan global. Terlepas dari perang dagang yang membebani perekonomian negara.
"Kondisi perdagangan dan tingkat utang menimbulkan kekhawatiran, tetapi tanda-tanda untuk tahun-tahun mendatang sebaliknya cukup positif," tulis Credit Suisse dalam Global Wealth Report tahunannya.
Laporan ini menyoroti sejauh mana kekayaan global terkonsentrasi di bagian paling atas. 50% orang dewasa terbawah memiliki kurang dari 1% dari total kekayaan, sementara 10% teratas memiliki 82%. 1% teratas saja memiliki hampir setengah dari semua aset global, menurut Credit Suisse.
"Terlepas dari ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina selama 12 bulan terakhir, kedua negara telah bernasib kuat dalam penciptaan kekayaan, masing-masing menyumbang US$ 3,8 triliun (Rp 53.355 triliun) dan US$ 1,9 triliun (Rp 26.677 triliun)," kata Nannette Hechler-Fayd'herbe, kepala ekonomi global dan penelitian di Credit Suisse, seperti dikutip dari Reuters.
Jajaran jutawan dunia telah meningkat sebesar 1,1 juta menjadi sekitar 46,8 juta, secara kolektif memiliki US$ 158,3 triliun (Rp 2,222 juta triliun) aset bersih, 44% dari total global, menurut temuan studi.
Amerika Serikat menambahkan lebih dari setengah jumlah total ini, yakni dengan 675.000 miliarder baru.
Sementara ada penurunan kekayaan rata-rata di Australia karena sebagian besar karena nilai tukar, mengakibatkan 124.000 jutawan lebih sedikit di sana. Sementara Inggris kehilangan 27.000 jutawan dan Turki 24.000 jutawan.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa 55.920 orang dewasa memiliki kekayaan setidaknya US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun) dan 4.830 memiliki aset bersih di atas US$ 500 juta (Rp 7 triliun).
Studi ini juga meramalkan kekayaan global, yang meningkat 2,6% selama setahun terakhir, akan naik 27% selama lima tahun ke depan menjadi US$ 459 triliun (Rp 6,448 juta triliun) pada tahun 2024. Jumlah jutawan juga akan tumbuh selama periode ini menjadi hampir 63 juta.