Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Mark Milley, mengakui tidak mudah bagi Ukraina mengusir pasukan Rusia yang jumlahnya ratusan ribu dalam waktu singkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Milley, yang dijadwalkan pensiun akhir tahun ini, sekali lagi memperingatkan kemungkinan sulitnya kemenangan militer diraih dalam waktu singkat sambil menyoroti kemungkinan solusi politik untuk mengakhiri pertempuran Rusia Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini adalah sebuah serangan yang telah berlangsung selama sekitar delapan minggu atau lebih. Ini sangat berdarah, lambat, menimbulkan banyak korban dan sangat sulit. Jadi gagasan untuk mengusir dua atau tiga ratus ribu tentara Rusia secara militer adalah sebuah hal yang tidak masuk akal, akan sangat sulit dan menantang."
“Cara lain untuk keluar dari masalah ini adalah melalui negosiasi dan mungkin hal itu akan terjadi juga,” kata Milley dalam wawancara eksklusif dengan saluran berita TV layanan publik Al-Mamlaka Yordania, Kamis, 24 Agustus 2023.
Milley mengatakan serangan balasan menghadapi bala bantuan besar Rusia yang selama berbulan-bulan mempersiapkan ladang ranjau, parit tank, dan rintangan tank gigi naga "dalam serangkaian persiapan pertahanan yang sangat kompleks yang sedang dihadapi oleh Ukraina ...
“Ukraina masih mempunyai sisa kekuatan tempur yang signifikan; ini belum berakhir,” katanya. "Jadi menurut saya, sejujurnya terlalu dini untuk mengatakan apakah upaya ini berhasil atau gagal."
“Jelas serangan ini hanya mencapai keberhasilan parsial hingga saat ini. Sekarang kecepatan serangan yang dilakukan lebih lambat dari perkiraan para perencana,” kata Milley dalam wawancara di Amman.
Pasukan Ukraina dilatih secara intensif di berbagai wilayah Eropa mengenai “komando dan kendali formasi ofensif dan manuver senjata gabungan serta untuk memecahkan rintangan rumit yang akan meningkatkan kemampuannya,” kata jenderal bintang empat Angkatan Darat AS itu.
"Lagi-lagi berdarah, lama dan lambat. Dan itu sudah kita prediksi beberapa bulan lalu," ujarnya.
Washington masih mempertimbangkan untuk menyediakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat jarak jauh yang dikenal sebagai ATACMS yang diinginkan Ukraina dan dapat mencapai garis belakang musuh, termasuk Rusia, kata Milley kepada Al-Mamlaka.
“Mereka mendapatkan artileri jarak jauh dengan Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) dan Inggris telah menyediakan jenis kemampuan lain yang juga dimiliki negara lain. Jadi mereka punya banyak artileri,” katanya. “Tetapi ATACMS adalah topik yang kontroversial.
"Presiden Biden belum mengatakan tidak atau ya saat ini,” kata Milley.
Milley juga mengatakan Ukraina kemungkinan akan segera mendapatkan jet tempur F-16 seperti yang diharapkan Presiden Zelensky.
"Sebenarnya ini sudah bergerak maju. Jadi ada program pelatihan dan mereka kemungkinan akan menerima F-16... dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi,"
Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky baru-baru ini mengatakan dia telah menerima janji dari Denmark dan Belanda untuk mengirimkan F-16, dan mengatakan bahwa mereka akan memperkuat pertahanan udara Ukraina dan membantu serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
REUTERS
Pilihan Editor Foto Wajah Trump di Penjara Georgia Dirilis