Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan militer mengintensifkan latihan untuk "perang nyata", demikian dilaporkan kantor berita KCNA, Jumat, 10 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kim sebelumnya menyaksikan latihan serangan, dan mengatakan pasukan Korea Utara telah membuktikan kemampuan negara menghadapi "perang yang sebenarnya".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai baratnya pada hari Kamis, kata militer Korea Selatan, yang sedang menganalisis kemungkinan Korea Utara telah meluncurkan beberapa rudal secara bersamaan dari area sama.
Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA menunjukkan setidaknya enam rudal ditembakkan pada waktu yang bersamaan.
KCNA mengatakan sebuah unit yang dilatih untuk misi penyerangan "menembakkan rudal yang kuat ke perairan sesuai target" dan menunjukkan kemampuannya untuk "melawan perang yang sebenarnya."
“(Kim) menekankan bahwa sub-unit penyerang harus dipersiapkan secara ketat untuk kesempurnaan terbesar dalam menjalankan dua misi strategis, yaitu pertama untuk mencegah perang dan kedua untuk mengambil inisiatif dalam perang, dengan terus mengintensifkan berbagai latihan simulasi. untuk perang nyata ...," kata KCNA.
Peluncuran rudal terbaru terjadi ketika Amerika Serikat dan Korea Selatan akan memulai latihan militer skala besar yang dikenal sebagai latihan Freedom Shield minggu depan. Korea Utara telah lama menuding latihan sekutu untuk invasi.
Adik perempuan Kim, Kim Yo Jong, mengatakan awal pekan ini setiap langkah untuk menembak jatuh salah satu rudal uji cobanya akan dianggap sebagai deklarasi perang dan menyalahkan latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan atas meningkatnya ketegangan.
Komando Indo-Pasifik AS mengatakan peluncuran terbaru tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat atau sekutunya, tetapi senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Pyongyang memiliki efek destabilisasi di kawasan tersebut.
REUTERS