Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Upaya membuat wilayah khusus bangsa Yahudi di Eropa dimulai jauh sebelum negara Israel didirikan di Palestina. Pada akhir abad ke-19, pernah direncanakan sebuah wilayah koloni Yahudi di Amerika bernama Ararat. Letaknya tak jauh dari New York.
Di tengah kebangkitan nasionalisme Yahudi di Eropa, para pemimpin komunitas Yahudi Amerika berusaha menciptakan wilayah khusus untuk orang orang Yahudi. Meskipun tidak pernah sepenuhnya direalisasikan, proyek ini dinilai menginspirasi komunitas Yahudi untuk membentuk negara.
Sejarah Ararat
Ararat adalah kota yang diusulkan oleh tokoh Yahudi yang terkemuka di Amerika, Mordecai Manuel Noah pada 1825 sebagai kota perlindungan bagi orang Yahudi yang ingin melarikan diri dari Eropa.
Saat menjabatan sebagai konsul Amerika Serikat di Tunis, Noah berkesempatan mengenal kondisi kaum Yahudi di berbagai belahan Eropa dan Afrika. Ia pun mengusulkan pendirian "kota bagi orang Yahudi" ini di Pulau Grand, New York.
Meskipun tidak pernah direalisasikan sepenuhnya, proyek ini menjadi contoh untuk menciptakan negara Yahudi. Walaupun demikian, dilansir dari Jewish Encyclopedia, rencana ini tidak berhasil karena banyaknya tantangan dan penolakan dari berbagai pihak.
Saat ini, yang sisa dari proyek ini adalah batu pondasi yang masih terjaga dengan baik dan menjadi barang koleksi sejarah di Buffalo Historical Society, dengan tulisan 1825 masih terbaca dengan jelas. Meskipun proyek Ararat tidak pernah benar-benar terwujud, gagasan Noah untuk menciptakan tempat perlindungan bagi orang Yahudi tetap menjadi bagian penting dalam sejarah komunitas Yahudi di Amerika.
Yahudi Orthodoks memukul-mukul gandum dalam karung saat memanen di Komemiyut, Israel, 3 Mei 2016. Gandum yang dipanen ini akan dipergunakan untuk membuat roti tradisional yang dipersiapkan untuk malam paskah. REUTERS/ Amir Cohen
Ararat memiliki sejarah yang panjang, terutama terkait dengan penemuan emas pada 1850-an yang mengubah pemandangannya secara drastis. Pada April 1857, sekelompok 700 penambang Cina menemukan emas di lokasi Ararat saat ini.
Berita mengenai penemuan tersebut menyebar dengan cepat, dan dalam beberapa minggu, lebih dari 20.000 orang tinggal di bawah tenda di Ararat, dengan jumlah mereka terus bertambah. Meskipun terkenal karena suasana ramai dan hiruk pikuknya, kota ini juga memiliki pengusaha yang kompeten dan bertanggung jawab yang segera mendirikan hukum dan ketertiban.
Perkembangan Ararat
Dikutip dari situs Ararat Rural City, kota ini mengalami kemajuan yang pesat pada 1857 hingga 1867. Kota yang dulunya hanya hutan belantara kini telah menjadi kota dengan jalan yang lebar, lapangan pasar, Balai Kota, penjara negara (J Ward), serta rumah sakit jiwa besar (Aradale), dan lembaga-lembaga Pemerintah lainnya.
Pada 1867, pembangunan Rumah Sakit Jiwa Aradale dimulai dan resmi dibuka pada tahun yang sama, yang kemudian beroperasi selama 131 tahun sebelum ditutup sebagai rumah sakit jiwa pada 1998.
Perang di Ararat
Ararat juga menyaksikan peristiwa-peristiwa penting selama masa perang. Ketika Perang Boer pecah pada 1899, sukarelawan dari Ararat berangkat ke Afrika Selatan untuk bertugas. Kemudian, pada Perang Dunia I, lebih dari 600 pria dari Ararat dan sekitarnya, termasuk 147 orang di kota itu sendiri, mendaftar untuk ikut perang.
Pada Perang Dunia II, hampir 1500 pria dan wanita dari kota dan wilayah Ararat bergabung dengan pasukan, dan bekerja untuk Palang Merah. Setelah perang berakhir, sekitar 700 rumah baru dibangun di Ararat oleh Komisi Perumahan dan perusahaan swasta, meningkatkan populasi kota menjadi 7420 jiwa. Pada Oktober 1950, Gubernur Sir Dallas Brooks datang ke Ararat.
Ararat juga memiliki sejarah perjalanan dari penjajahan awal hingga saat ini. Orang-orang Eropa pertama tiba di daerah Djab Wurrung pada 1836 ketika kelompok penjelajah pimpinan Mayor Thomas L. Mitchell melintasi daerah itu.
Mayor Mitchell melakukan perjalanan melalui Victoria barat pada musim dingin 1836. Ia merupakan orang Eropa pertama yang melihat distrik Ararat dan meninggalkan catatan kunjungannya. Dia memberi nama Pegunungan Grampians, Gunung William, Pegunungan Pyrenees, Gunung Cole, Gunung Abrupt, dan Sungai Hopkins.
Kabar dari laporannya yang menggembirakan tentang tanah yang cocok untuk kolonisasi segera menarik perhatian pemilik domba New South Wales, dan segera kawanan domba mulai bergerak ke selatan. Salah satu peternak pioneernya, Horatio Spencer Wills, mendirikan pemukiman di sekitar Ararat dan menamai gunung yang menonjol di wilayahnya 'Mount Ararat'.
Pilihan Editor: DPR AS Tolak RUU Bantuan Rp276 untuk Israel
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini