Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Status Taiwan memang telah menjadi persoalan sejak usai perang sipil di Cina Daratan yang berakhir pada 1949. Sejak itu pula, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat hanya mengakui satu Cina, sementara Taiwan bersikap tak kunjung "takluk" untuk kembali bergabung dengan Cina. Di mata Taiwan, tidak pernah ada sebuah skenario reunifikasi yang disetujui oleh Taiwan hingga saat ini. Faktor ketidakpastian status Taiwan itulah yang menjadi "bahan bakar" hubungan Cina dengan Taiwan dari masa ke masa.
1 Oktober 1949:
Partai Nasionalis atau Kuomintang (KMT) kalah dengan PKC dalam perang sipil Cina. KMT yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek dan pengikutnya pindah ke Taiwan. Tanggal tersebut menjadi hari jadi PKC.
1979:
Pemerintah Cina untuk pertama kali menawarkan reunifikasi dengan Taiwan dengan model "satu negara dengan dua sistem".
1987:
Pemerintah Taiwan melepas larangan untuk berhubungan dengan pihak Cina, seperti dalam bentuk kunjungan, perdagangan, dan investasi, senyampang tetap melalui negara ketiga seperti Hong Kong.
Hingga akhir 1980-an:
Taiwan tetap berada di bawah Undang-Undang Darurat Perang. Pengaruh komunisme Cina dianggap sebagai ancaman utama.
Agustus 1993:
Pemerintah Cina mengeluarkan white paper The Taiwan Question and Reunifications of China, yang berisi pernyataan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Cina.
Juni 1995:
Presiden Bill Clinton memberi izin pada Presiden Taiwan, Lee Teng Hui, berkunjung ke AS menghadiri reuni almamaternya di Universitas Cornell. Pemerintah Cina sangat marah dengan cara unjuk kekuatan militer di perairan selat. Langkah ini juga untuk menakuti-nakuti rakyat Taiwan, yang akan mengikuti pemilihan parlemen pada Desember 1995 dan pemilu presiden pada Maret 1996.
Oktober 1995:
Jiang Zeminmasih menjadi Sekretaris Jenderal PKCmengajukan proposal reunifikasi Cina dengan Taiwan.
Juni 1998:
Presiden AS Bill Clinton memberi jaminan pada Cina dengan "Tiga Tidak": AS tidak akan mendukung kemerdekaan Taiwan, tidak adanya dua Cina, dan tidak mengikutsertakan Taiwan sebagai lembaga negara dalam organisasi apa pun di dunia.
Juli 1999:
Presiden Lee menyatakan bahwa hubungan antara Beijing dan Taipei itu seperti "special state to state relations". Pernyataan ini kembali membuat pemerintah Cina marah karena Taiwan dianggap akan memproklamasikan kemerdekaan. Kembali, pihak Cina melangsungkan latihan militer di selat perbatasan Taiwan dengan Cina.
21 Februari 2000:
Pemerintah Cina mengeluarkan white paper tentang rencana reunifikasi dengan Taiwan, The One-China Principle and the Taiwan Issues. Setelah itu, Cina kembali unjuk kekuatan militer, yang diperkirakan terus terjadi hingga masa pemilu presiden Taiwan pada 18 Maret 2000.
8 Maret 2000:
Tentara Pembebasan Cina mengumumkan secara resmi bahwa pihak mereka siap berperang melawan Taiwan.
Bina Bektiati (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo