Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas jamaah masjid Al Rahwdah di Sinai Utara yang menjadi korban teror paling mematikan sepanjang sejarah modern Mesir merupakan pendukung presiden Abdel Fattah El-Sisi untuk memberantas ISIS atau Daesh. Teror ini diduga aksi balas dendam kelompok teroris terhadap mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka dari etnis Al-Sawarka dan muslim sufi atau disapa Jaririyeh yang baru saja selesai menjalankan salat Jumat di masjid Al Rahwdah, di Bir Al-Abed, sekitar 40 kilometer dari kota Al-Arish di Sinai Utara ketika aksi teror terjadi kemarin, 24 November 2017.
Baca: Serangan Teror Tewaskan 235 Orang, Mesir Umumkan 3 Hari Berkabung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Reuters, etnis Al Sawarka pada Mei lalu mengeluarkan pernyataan tentang keputusannya untuk bergabung dengan etnis Al-Tarabin melawan ISIS atau Daesh di Sinai.
Warga Mesir membawa sejumlah jenazah korban serangan bom dan tembakan saat berlangsungnya Salat Jumat di sebuah Masjid Rawdah di ibukota provinsi Sinai Utara, Mesir, 24 November 2017. Korban tewas bertambah, hingga kini tercatat terdapat sekitar 235 orang tewas atas serangan tersebut. AFP PHOTO
"Kami telah bersepakat untuk masuk konfrontasi militer secara langsung dengan gengster teroris di Sinai di bawah payung pemerintah dan berkoordinasi dengan pasukan pemberani dan bermitra dengan saudara-saudara kami dari etnis lainnya," ujar pernyataan etnis Al-Sawarka.
Menurut anggota parlemen Mesir dari wilayah Al-Arish, Hussam Al-Rifai, teror yang menewaskan lebih dari 200 orang itu sebagai upaya menghancurkan upaya penyelesaian kami dan menghentikan upaya kami menghadapi teroris atas nama wilayah ini dan seluruh dunia," kata Al-Rifai.
Baca: Serangan Teroris Mesir, Dubes: Tak Ada Korban WNI
Sebuah ledakan bom rakitan dan serangan bersenjata dilancarkan kelompok teroris di Sinai Utara, Mesir pada Jumat, 24 November 2017. Aksi brutal ini dilancarkan sehari sebelum perbatasan Rafah dibuka untuk tiga hari kedepan.
Perbatasan Rafah terletak di antara jalur Gaza, Palestina dan Mesir. Perbatasan inilah pintu utama yang menghubungkan masyarakat Palestina dengan dunia luar.
Ledakan terjadi tepatnya di samping Masjid AlRahwdah, Markaz Bir El-Abd, kota El-Arish, Sinai Utara, Mesir. Ledakan ini diduga dilancarkan oleh kelompok teroris yang tak dikenal.
Tidak hanya itu, kelompok teroris ini juga dikabarkan menembaki para jamaah yang baru saja menunaikan salat Jumat.
Dalam insiden berdarah ini, sebanyak 235 orang dilaporkan tewas. “Sementara, korban luka sekitar 120 orang,” kata petugas keamanan Mesir sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada Jumat, 24 April 2017.