Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan dan Korea Utara membahas pemindahan artileri jarak jauh Korea Utara dari perbatasan Korea. Perdana Menteri Korea Selatan, Senin 25 Juni, mengatakan langkah ini untuk meredam ketegangan dua negara. Korea Utara telah menempatkan sekitar 1.000 artileri di sepanjang perbatasan, yang merupakan ancaman signifikan bagi Seoul.
Dalam pidato peringatan ke-68 pecahnya Perang Korea 1950-53, Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon, mengatakan pemindahan artileri jarak jauh Korea Utara ke belakang sedang dalam pembahasan.
Baca: Korea Utara - Korea Selatan akan Bahas Kerjasama Perkeretaapian
Pernyataan Lee ini mengisyaratkan Korea Selatan menuntut agar Korea Utara merelokasi artileri yang dikerahkannya selama pembicaraan militer antar-Korea bulan ini. Namun Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak berkomentar atas pernyataan Lee ini.
Berdasarkan laporan pertahanan Korea Selatan pada 2016 mengungkapkan artileri jarak jauh Korea Utara sebagai salah satu ancaman terbesar terhadap Korea Selatan, bersama dengan program nuklir dan misilnya. Seoul, kota yang dihuni 10 juta orang, hanya berjarak sekitar 40-50 kilometer dari perbatasan Korea Utara.
Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon, berpidato saat upacara peringatan ke-68 pecahnya Perang Korea di Seoul, Korea Selatan, Senin, 25 Juni 2018.[AP Photo / Ahn Young-joon]
Media Korea Selatan melaporkan dalam pertemuan 14 Juni lalu, Korea Utara kemungkinan meminta Korea Selatan dan Amerika Serikat menarik sistem artileri mereka dari perbatasan sebagai tindakan balasan.
Baca: AS Kirim Peti Mati ke Korea Utara untuk Pemulangan Jasad Tentara
Pada Senin, para perwira militer dari Korea Selatan dan Korea Utara bertemu untuk membahas bagaimana memulihkan jalur komunikasi militer mereka di Laut Jepang (Laut Timur) dan sisi Laut Kuning.
Jalur komunikasi di Laut Jepang (Laut Timur) dilaporkan rusak akibat kebakaran hutan pada 2013 dan perlu dibangun kembali. Sementara sebagian komunikasi militer di sisi Laut Kuning tetap tidak beroperasi.
Baca: Korea Utara ubah materi propaganda: 'Semua poster anti-AS di Pyongyang sudah dicabut'
Korea Utara, mengutip dari South China Morning Post, juga mengumumkan pada Senin 25 Juni bahwa mereka tidak akan mengadakan pawai tahunan anti-Amerika Serikat, sebagai bagian peringatan dimulainya perang Korea. Acara yang digelar tiap tahun di Alun-Alun Kim Il-sung, Pyongyang, biasanya dihadiri 100.000 orang. Bahkan pemerintah Korea Utara mengeluarkan perangko khusus anti-Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini