Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Korea Selatan Panggil Dubes Rusia terkait Pengiriman Pasukan Korut

Kemlu Korea Selatan memanggil duta besar Rusia untuk memprotes pengiriman pasukan Korea Utara guna mendukung perang di Ukraina

21 Oktober 2024 | 18.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadiri pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (tidak terlihat di foto) selama pertemuan puncak peringatan 75 tahun NATO di Washington, AS, 11 Juli 2024.(REUTERS/Yves Herman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memanggil duta besar Rusia pada Senin 21 Oktober 2024 untuk menyampaikan sikap pemerintah Korea Selatan atas pengiriman tentara Korea Utara guna mendukung perang Rusia di Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korsel Kim Hong-kyun menyampaikan sikap pemerintah dalam pertemuan dengan Duta Besar Rusia, Georgy Zinoviev, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kim mengatakan partisipasi pasukan Korea Utara dalam perang di Ukraina melanggar resolusi PBB dan piagam PBB serta menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan Korea Selatan dan sekitarnya.

“Kami mengutuk keras kerja sama militer ilegal Korea Utara, termasuk pengiriman pasukannya ke Rusia,” kata kementerian tersebut mengutip pernyataan Kim.

“Kami akan merespons bersama-sama dengan komunitas internasional dengan memobilisasi semua cara yang ada untuk melawan tindakan yang mengancam kepentingan keamanan inti kami.”

Zinoviev mengatakan kepada Yonhap bahwa dia telah bertemu dengan Kim saat keluar dari kantor kementerian, tetapi menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Kedutaan Rusia dalam sebuah unggahan di Facebook melaporkan mengenai pertemuan tersebut. Dalam postingan itu, Zinoviev mengatakan kepada Kim bahwa kerja sama antara Moskow dan Pyongyang sejalan dengan hukum internasional dan tidak ditujukan terhadap kepentingan keamanan Korea Selatan.

Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara telah mengirim 1.500 pasukan khusus ke Timur Jauh Rusia untuk pelatihan dan penyesuaian diri di pangkalan militer setempat dan kemungkinan besar mereka akan dikerahkan untuk berperang dalam perang di Ukraina.

Saat ini, Korut juga dilaporkan sedang bersiap mengirim lebih banyak lagi anggota pasukan.

Kremlin menolak menjawab pertanyaan apakah pasukan Korea Utara akan berperang di Ukraina, namun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kerja sama Moskow dengan Pyongyang tidak ditujukan terhadap negara ketiga.

Kremlin sebelumnya menolak pernyataan Korea Selatan bahwa Korea Utara mungkin mengirim sejumlah personel militer untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Pyongyang bersiap mengirim 10.000 tentara ke Rusia, dan pada Ahad menyerukan reaksi keras dari banyak negara.

'PERKEMBANGAN BERBAHAYA'

Amerika Serikat mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa pasukan Korea Utara sedang berperang. Namun mengatakan bahwa jika benar, maka hal tersebut akan menjadi “perkembangan yang berbahaya” dalam perang Rusia melawan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada Senin bahwa Seoul telah berkonsultasi dengan Washington sebelum pengumuman badan mata-mata tersebut, dan mengutuk apa yang mereka sebut sebagai keterlibatan ilegal Korea Utara di Ukraina dan mendesak penghentian segera.

Ketua NATO Mark Rutte, setelah panggilan telepon pada Senin dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, mengatakan di platform media sosial X bahwa jika Korea Utara mengirim pasukan ke Ukraina untuk berperang atas nama Rusia, hal itu akan meningkatkan konflik secara signifikan.

Kantor Yoon mengatakan dia setuju dengan saran Rutte agar Seoul mengirim delegasi pemerintah ke NATO untuk berbagi lebih banyak informasi tentang tindakan Korea Utara.

Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, mengatakan Beijing berharap semua pihak berupaya meredakan ketegangan.

Baik Rusia dan Korea Utara telah menolak transfer senjata namun berjanji untuk meningkatkan hubungan militer, dengan menandatangani perjanjian pertahanan bersama pada pertemuan puncak pada Juni.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus