Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Korea Selatan mengatakan pada Jumat 16 Juni 2023 bahwa mereka telah berhasil mengambil sebagian besar roket luar angkasa Korea Utara yang jatuh ke dasar laut, setelah 15 hari operasi penyelamatan yang rumit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korea Utara berusaha menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit pada 31 Mei. Namun, proyektil dan muatannya jatuh ke laut tak lama setelah diluncurkan, karena apa yang disebut Pyongyang sebagai kegagalan roket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah mengerahkan armada kapal penyelamat angkatan laut dan kapal penyapu ranjau ditambah puluhan penyelam laut dalam, militer Korsel mengatakan telah berhasil menyelamatkan apa yang tampaknya menjadi badan utama roket Kamis malam dari Laut Kuning.
“Benda yang diselamatkan dijadwalkan untuk dianalisis secara rinci oleh lembaga khusus seperti badan nasional untuk pengembangan pertahanan,” kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Puing-puing itu ditarik dari dasar laut pada kedalaman sekitar 75 meter di perairan sekitar 200 kilometer barat daya Pulau Eocheong, tambahnya.
Gambar yang dirilis oleh kementerian pertahanan Seoul menunjukkan struktur logam panjang seperti tong putih dengan kata "Chonma" tertulis di atasnya - mungkin bentuk pendek dari nama resmi roket, Chollima-1.
Roket itu dinamai dari mitos kuda bersayap yang sering ditampilkan dalam propaganda Pyongyang.
Peluncuran 31 Mei dikecam oleh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, dengan mengatakan itu melanggar resolusi PBB, yang melarang negara bersenjata nuklir itu melakukan uji coba menggunakan teknologi rudal balistik.
Analis mengatakan ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara pengembangan rudal balistik antarbenua dan kemampuan peluncuran ruang angkasa.
Seoul selama dua minggu terakhir berusaha menemukan puing-puing roket luar angkasa, karena puing-puing itu dapat membantu para ilmuwan mendapatkan wawasan tentang program pengawasan satelit dan rudal balistik Pyongyang.
Korea Utara bersumpah setelah kegagalan 31 Mei bahwa mereka akan segera berhasil meluncurkan satelit mata-matanya. Pyongyang sebelumnya mengklaim satelit mata-mata militernya diperlukan untuk mengimbangi kehadiran militer AS yang tumbuh di wilayah tersebut.
Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada hari Kamis, tak lama setelah memperingatkan tentang tanggapan yang “tak terelakkan” terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung.
Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun, dengan diplomasi terhenti. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan negaranya sebagai kekuatan nuklir yang “tidak dapat diubah”, serta menyerukan peningkatan produksi senjata, termasuk nuklir taktis.
REUTERS | AL ARABIYA