Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara mengambil langkah-langkah darurat untuk mencegah penyebaran virus flu babi di penjuru negara itu. Langkah ini diambil setelah terkonfirmasi penyebaran virus flu babi di negara terisolasi itu dalam beberapa pekan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Virus flu babi adalah wabah penyakit yang bisa berakibat fatal pada babi hutan atau jenis babi untuk dikonsumsi. Virus ini sampai ke Korea Utara diduga setelah melewati Cina, Vietnam dan Mongolia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Wabah Flu Babi di India, 800 Orang Tewas
Pada bulan lalu, Pyongyang mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia bahwa 77 dari 99 ekor babi di Korea Utara mati karena terserang virus flu babi. Peternakan babi di Korea Utara terletak di dekat perbatasan negara itu dengan Cina.
Pedagang hewan potong babi di Pasar Senen, Jakarta, Senin (15/2). Pemerintah mencabut larangan impor hewan babi dan produk turunannya yang diberlakukan sejak Mei 2009, menyusul merebaknya virus H1N1 atau penyakit flu babi pada 2009. TEMPO/Subekti
Baca juga: 10 Tahun Bersembunyi Di Tubuh Babi
Dikutip dari asiaone.com, Kamis, 13 Juni 2019, wabah flu babi di Korea Utara telah membuat Seoul waswas karena takut virus itu sampai ke perbatasan Korea Selatan. Kementerian Pertanian Korea Selatan telah menawarkan bantuan, seperti karantina. Akan tetapi, Pyongyang belum merespon tawaran itu.
Surat kabar dari Korea Utara, Rodong Sinmun, pada Rabu, 12 Juni 2019 mewartakan upaya karantina telah dilakukan Pyongyang, termasuk membasmi virus dan melarang pendistribusian produk-produk mengandung babi.
“Langkah pencegahan secara efektif sudah dilakukan di penjuru Korea Utara untuk menutup penyebaran virus flu babi. Jika penularan virus flu babi ini sangat tinggi, maka kemungkinan akan diambil langkah pemusnahan hewan-hewan tersebut,” demikian ditulis Rodong Sinmun.
Seoul menduga Pyongyang mengembang biakkan sekitar 2,6 juta babi di ladang pertanian milik pemerintah Korea Utara di 14 negara bagian. Penyebaran wabah flu babi ini bisa memperburuk kondisi kurangnya bahan pangan di Korea Utara, dimana produksi pangan telah menyentuh rekor terendah sejak 2008.