Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kericuhan terjadi akhir pekan kemarin di Swedia akibat aksi pembakaran Alquran. Unjuk rasa itu membuat sejumlah korban cedera. Situasi di kota Norkopping baru tenang pada Minggu malam.
Kronologi protes pembakaran Alquran di Swedia yang berujung ricuh itu dimulai pada Kamis. Dilansir dari Aljazeera, Senin, 18 April 2022, unjuk rasa terjadi karena pemimpin garis keras partai politik sayap kanan, Rasmus Paludan membakar Alquran. Unjuk rasa berujung rusuh dengan tiga polisi menjadi korban di kota Linkoping di pantai timur Swedia. Dua orang ditangkap dalam demonstrasi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari Minggu, pengunjuk rasa yang sebagian adalah anak muda kembali berkumpul untuk memprotes pertemuan lain, yang pada akhirnya ditinggalkan oleh Paludan. Menurut layanan kesehatan yang dikutip oleh kantor berita lokal TT, 10 orang dirawat di rumah sakit dengan luka ringan setelah bentrokan dan kerusuhan serupa di kota Linkoping.
Kerusuhan merembet ke kota lainnya. Di Malmo, sebuah bus terbakar setelah pelaku tak dikenal melemparkan benda ke kendaraan tersebut, lapor penyiar SVT. Para pelaku berhasil melarikan diri dari kendaraan sebelum ada yang terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendaraan lain dan beberapa tempat sampah juga dibakar di Malmo. Polisi dilempari batu dan bom molotov pada Sabtu malam.
Sementara itu, polisi menegaskan, dalam peristiwa Norkopping, tidak ada cedera yang mengancam jiwa para demonstran.
Rasmus Paludan, yang memiliki izin untuk serangkaian demonstrasi di seluruh Swedia selama akhir pekan Paskah, dikenal karena aksi pembakaran Quran. Ia pernah menggelar demo yang berakhir dengan ricuh beberapa tahun terakhir.
Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan dideportasi. Lima aktivis anti-islam lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu. Mereka dituduh berniat menyebarkan kebencian dengan membakar Alquran di Brussel.
Baca: Bentrokan Pasca-Pembakaran Alquran, Tiga Orang Cedera di Swedia
ALJAZEERA