Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Laporan Pajak Trump Sebut Kerugian Rp 16 Triliun

Media New York Times melansir laporan pajak Presiden Amerika Trump.

8 Mei 2019 | 13.01 WIB

Presiden AS, Donald Trump menuruni pesawat kepresidenan Air Force One di Bandara Noi Bai, di Hanoi, Vietnam, Selasa, 26 Februari 2019. Trump memilih menggunakan pesawat canggih Air Force One untuk tiba di Vietnam. REUTERS/Kham
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden AS, Donald Trump menuruni pesawat kepresidenan Air Force One di Bandara Noi Bai, di Hanoi, Vietnam, Selasa, 26 Februari 2019. Trump memilih menggunakan pesawat canggih Air Force One untuk tiba di Vietnam. REUTERS/Kham

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan mengalami kerugian saat masih menjadi pengusaha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Baca:

 

Trump mengalami kerugian bisnis dari 1985 – 1994 atau selama 10 tahun dengan total kerugian mencapai setidaknya sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp14.3 triliun.

Media Reuters melansir berita New York Times, yang mendapatkan cetakan laporan pajak Trump dari lembaga Layanan Penerimaan Pajak AS atau IRS.

“Trump mengalami kerugian yang banyak sehingga dia bisa menghindari pembayaran pajak penghasilan selama delapan dari sepuluh tahun,” begitu dilansir Reuters mengutip NY Times pada Selasa, 7 Mei 2019.

 

Baca:

 

Menurut laporan ini, bisnis inti Trump seperti kasino, hotel, dan gedung apartemen, mengalami kerugian sebesar US$1.17 miliar atau sekitar Rp16.7 triliun selama sepuluh tahun pada periode itu.

Gedung Putih belum menanggapi soal ini. Namun menurut NY Times, Trump melaporkan kerugian lebih dari US$250 juta atau sekitar Rp3.6 triliun paa 1990 dan 1991. Kerugian ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan individu kaya lain yang tercatat dalam laporan sampling IRS.

 

Baca:

 

NY Times melansir pernyataan dari pengacara Trump yaitu Charles Harder, yang mengatakan informasi dalam laporan itu ‘sangat tidak akurat’. Menurut Harder, dokumen pajak IRS sebelum era online dikenal tidak akurat. “Sehingga tidak bisa memberikan gambaran mengenai jumlah pajak seseorang secara masuk akal,” kata Harder.

Selama ini, Trump, yang merupakan seorang konglomerat properti, mempromosikan keahlian negosiasi dan bisnisnya saat kampanye pemilihan Presiden 2016. Dia mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat pada pilpres itu.

 

Baca:

 

Trump enggan merilis laporan pajak pribadinya saat pilpres AS 2016. Ini bertentangan dengan tradisi pilpres AS selama ini. Alasannya, dia tidak bisa melakukan itu karena pajaknya sedang diaudit.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus