Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Raja Belgia Philippe mendarat di Republik Demokratik Kongo pada Selasa waktu setempat, dalam kunjungan bersejarah ke negara Afrika tengah dimana leluhurnya pernah menjajah secara brutal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir France24 Rabu 8 Juni 2022, Philippe akan melakukan lawatan enam hari yang disebut sebagai kesempatan untuk rekonsiliasi atas kekejaman yang dilakukan pemerintahan kolonial Belgia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan itu dilakukan dua tahun setelah Philippe menulis surat kepada Presiden Kongo Felix Tshisekedi,mengungkapkan "penyesalan terdalamnya" atas "luka masa lalu."
Tshisekedi dan istrinya menyambut Raja Philippe dan Ratu Mathilde di karpet merah yang digelar di landasan bandara internasional ibu kota Kinshasa, kota berpenduduk sekitar 15 juta orang.
Pada Senin, juru bicara pemerintah Kongo Patrick Muyaya mengatakan kepada wartawan bahwa Belgia dan Republik Demokratik Kongo (DRC) memulai kemitraan baru. “Kami tidak melupakan masa lalu, kami melihat ke masa depan,” kata Muyaya.
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, yang mengunjungi negara miskin berpenduduk 90 juta orang bersama raja, menggemakan sentimen tersebut.“Ini momen bersejarah,” katanya kepada penyiar nasional Belgia, memuji kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat di masa depan.
Penjajahan Belgia di Kongo adalah salah satu yang paling biadab saat kekuatan Eropa menguasai sebagian besar Afrika pada akhir abad ke-19 dan ke-20.
Raja Leopold II, saudara dari kakek buyut Philippe, mengawasi penjajahan Kongo. Ia mengatur wilayah tersebut sebagai milik pribadinya antara 1885 dan 1908 sebelum menjadi koloni Belgia.
Sejarawan mengatakan bahwa jutaan orang terbunuh, termasuk anak-anak yang dimutilasi hidup-hidup. Banyak pula rakyat Kongo meninggal karena penyakit karena mereka dipaksa untuk mengumpulkan karet di bawah pemerintahannya. Tanah itu juga dijarah karena kekayaan mineralnya, kayu dan gadingnya.
Kunjungan itu adalah yang pertama bagi Raja Philippe ke DRC sejak naik takhta pada 2013. Ayahnya, Raja Albert II, mengunjungi negara itu pada 2010.
Raja Philippe mengawali kunjungannya ke Kinshasa satu gigi—sisa terakhir Patrice Lumumba—pahlawan perjuangan anti-kolonial dan perdana menteri pertama yang berumur pendek dari Kongo yang merdeka.
Lumumba dibunuh oleh separatis Kongo dan tentara bayaran Belgia pada 1961. Jasadnya dilarutkan dalam cairan asam, tetapi giginya disimpan oleh salah satu pembunuhnya, seorang perwira polisi Belgia.
Menurut istana kerajaan Belgia, raja juga akan membahas masalah pengembalian karya seni yang dijarah selama era kolonial.
Philippe akan mengadakan upacara dengan Tshisekedi di parlemen Kongo di Kinshasa pada Rabu dan kemudian pada Jumat menyampaikan pidato kepada mahasiswa di kota selatan Lubumbashi.
Pada Ahad, penguasa Belgia akan mengunjungi klinik ginekolog Denis Mukwege, salah satu pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2018 untuk perjuangannya melawan kekerasan seksual, di kota timur Bukavu.
SUMBER: FRANCE24