Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

22 Februari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irak
Bom Bunuh Diri

SEBUAH mobil yang melintas di depan markas rekrutmen tentara Irak di Bagdad meledak Rabu pekan lalu. Mobil bermuatan lebih dari 200 kilogram bahan peledak itu melukai 300 pemuda yang sedang antre mendaftarkan diri sebagai anggota angkatan bersenjata. Setidaknya 39 orang tewas, termasuk seseorang yang diduga sebagai pelakunya.

Ledakan itu, menurut Kolonel Ralph Baker, pejabat tentara Amerika, berasal dari mobil Cutlass Sierra berwarna putih. Mobil yang sempat berjalan lambat sesaat sebelum meledak tersebut diduga dikendarai seorang pria. "Ini bom bunuh diri," kata Baker sambil buru-buru menandaskan masih terlalu dini menyimpulkan siapa dalang aksi bom bunuh diri itu.

Serangan bom mobil atas kantor polisi di Iskandariyah yang menewaskan 50 orang sehari sebelumnya mengindikasikan adanya petunjuk keterkaitan jaringan organisasi teroris Al-Qaidah. Pelaksanaan aksi ini menyerupai strategi yang terdapat di dalam memo ekstremis yang ditemukan saat operasi penggerebekan di Irak, yang berisi seruan Al-Qaidah untuk menggelorakan perang sipil antara muslim Syiah dan Sunni.

Qatar
Bekas Presiden Chechnya Tewas

Ada banyak jalan menuju kematian yang indah. Dan bekas Presiden Chechnya, Zelimkhan Yanderbiyev, menyongsong ajalnya saat dia baru selesai melakukan salat Jumat pekan lalu. Saat keluar dari sebuah masjid di Distrik Dasma, kawasan utara Doha, Qatar, ia menuju ke mobilnya yang terparkir rapi. Sedetik kemudian, bom meluluhlantakkan seisi mobil itu. Dua pengawal pribadinya ikut tewas, sementara anaknya yang baru berusia belasan tahun, Daud, terluka parah.

Juru bicara pemberontak Chechnya, Movladi Udugov, menuding agen spesial Rusia yang melakukan pembunuhan itu. Namun pihak Agen Intelijen Internasional Rusia (SVR) membantah keras. "Sejak 1959, kami sudah tidak lagi melakukan eksekusi apa pun," kata Boris Labusov, juru bicara SVR.

Yanderbiyev masuk daftar teroris yang terkait Al-Qaidah versi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebelumnya, ia menjadi buruan Interpol pada 2001. Tak kurang dari Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov, yang pro-Moskow, mengakui bahwa ia termasuk orang yang selama ini menjadi ideolog kelompok separatis. Dan kelompok itulah yang selama ini masih aktif melakukan pengeboman di wilayah Rusia.

Malaysia
Korupsi Menteri Kabinet Badawi

TEKAD Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi untuk memerangi korupsi mengenai sasaran bidik. Menteri Tanah dan Pembangunan Koperasi, Kasitah Gaddam, Kamis lalu ditangkap polisi Malaysia atas tuduhan korupsi dalam transaksi saham Lembaga Pembangunan Tanah Sabah sebesar 40 juta ringgit.

Kasitah adalah pengurus eksekutif lembaga itu pada 1994-1999. Menurut Jaksa Agung Abdul Gani Patail, Kasitah diduga memanfaatkan posisi dan jabatannya untuk mempengaruhi penjualan 16,8 juta saham milik lembaga itu kepada Briskmark Enterprise Sdn. Bhd. dengan imbalan 3,36 juta saham.

Pengawalan ketat aparat dilakukan saat Kasitah dibawa ke Pengadilan Kuala Lumpur. Kepada pengadilan, Kasitah mengaku sama sekali tak bersalah. Setelah ditahan beberapa jam, Kasitah akhirnya dilepas. Namun pengadilan memutuskan dia harus membayar uang jaminan 1 juta ringgit. Seorang pejabat senior di kabinet Badawi menduga Perdana Menteri akan meminta Kasitah mengundurkan diri.

Amerika Serikat
Nuklir Diperketat

PRESIDEN George Bush menyerukan perlunya langkah internasional yang terkoordinasi guna mencegah penyebaran senjata. "Perlu perjanjian internasional dan pe-nguatan badan pengawas nuklir PBB untuk pembatasan jumlah negara yang diperkenankan memproduksi bahan bakar nuklir," papar Bush dalam pidatonya di National Defense University, Washington.

Senjata nuklir di tangan para teroris dan rezim terlarang bisa menjadi ancaman bagi perdamaian dunia. Perjanjian internasional yang mengatur pengembangan tenaga nuklir perlu diperkuat guna menghentikan kegiatan negara-negara yang memproduksi persenjataan. "Kita harus menghadapi bahaya dengan mata terbuka dan tegas," ujarnya.

Suara keras Bush ini diteriakkan menyusul skandal besar Dr. Abdul Qadeer Khan. Bapak bom nuklir Pakistan ini mengaku memasok nuklir kepada Korea Utara, Iran, dan Libya melalui pasar gelap. Bush mendesak 40 negara Kelompok Pemasok Nuklir, penjual teknologi nuklir, agar menolak menjual peralatan kepada negara mana pun yang belum memiliki perlengkapan pembuat bahan bakar nuklir.

Telni Rusmitantri (AFP, BBC, Reuters, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus