Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Negara bagian Penang, Malaysia, mengalami peningkatan kasus penyakit malaria perkotaan menyusul masuknya warga negara asing dari sejumlah negara endemik penyakit itu, termasuk Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di antara negara-negara endemik malaria adalah Indonesia, Filipina, Myanmar, Papua Nugini, Bangladesh, Pakistan, India, Nigeria dan Kongo,” kata Direktur Kesehatan Negara Dr Ma'arof Sudin dalam pidatonya pada peringatan Hari Malaria Sedunia tingkat negara bagian di Penang, seperti disiarkan Free Malaysia Today, Jumat, 12 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di Malaysia, hingga minggu ke-30 2022, jumlah kumulatif kasus malaria yang dilaporkan adalah 1.611, dengan 90,3% infeksi malaria zoonosis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium knowlesi menyebar ke manusia melalui hewan inang seperti kera," katanya.
“9,7% lainnya adalah kasus infeksi malaria pada manusia dengan 96% di antaranya adalah kasus impor yang terdeteksi di Malaysia,” katanya.
Dr Ma'arof Sudin menambahklan, majikan harus memberikan informasi ke dinas kesehatan terdekat tentang pekerja mereka yang berasal dari negara endemis malaria.
“Padahal, semua TKA harus menjalani pemeriksaan kesehatan termasuk skrining malaria sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk TKA di Malaysia."
“Selain itu, warga yang tinggal atau memiliki riwayat perjalanan ke daerah berisiko malaria atau ke negara endemis malaria harus segera berobat ke klinik atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala seperti demam, menggigil, berkeringat dan badan lemas."
Ma'arof mengatakan departemen kesehatan negara bagian selalu mengambil tindakan pencegahan penularan penyakit malaria, termasuk deteksi aktif kasus, pengawasan dan pengendalian, dan melakukan program pendidikan kesehatan.