Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Filipina Benigno Aquino III meninggal pada Kamis, 24 Juni 2021 setelah menjalani perawatan di rumah sakit di Manila. Situs rappler.com mewartakan Aquino, 61 tahun, menderita sejumlah penyakit sejak 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kematian Aquino III atau yang akrab disapa Noynoy dikonfirmasi oleh sejumlah sumber yang dekat dengan keluarga mendiang. Setidaknya dalam lima bulan terakhir, dia sudah menjalani cuci darah dan belum lama ini melakukan operasi jantung.
Aquino adalah putra tunggal mantan anggota Senat dan ikon demokrasi Filipina, Benigno Aquino Jr. Kakek Aquino adalah mantan Presiden Corazon Aquino. Aquino masuk dunia politik Filipina sebagai anggota kongres mewakili distrik Tarlac selama dua periode.
Setelah menghabiskan masa jabatan dua periode menjadi anggota kongres, Aquino mencalonkan diri menjadi anggota senat dan lolos mengabdikan diri di posisi itu pada 2007 – 2010.
Pada 2010, dia terpilih menjadi orang nomor satu di Filipina. Aquino awalnya seharusnya menjadi kandidat calon wakil presiden mendampingi Manuel Roxas II pada pemilu 2010 itu. Namun mereka bertukar tempat setelah terjadi kegaduhan atas meninggalnya Cory Aquino pada September 2009.
“Saya berharap saya bisa mewakili wajah terbaik Filipina. Tujuan kami sah dan kami adalah mitra yang berharga. Kami benar-benar tulus ketika kami mengatakan kami melihat Anda, kami menginginkan pertumbuhan, bukan secara sepihak tetapi multidimensi yang menyasar kekhawatiran banyak pihak,” kata Aquino dalam sebuah wawancara dengan CEO Rappler Maria Ressa pada 2016 silam.
Sumber: Reuters | rappler.com