Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Benigno Aquino Jr. adalah salah satu mantan senator Filipina yang terbunuh karena penembakan pada 21 Agustus 1983. Kejadian ini dilatarbelakangi karena Aquino yang menentang pemerintahan otoriter Presiden Ferdinand Marcos. Pada 1967, ia terpilih menjadi anggota Senat Filipina dan 6 tahun setelahnya dipenjara karena tuduhan pemalsuan kepemilikan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Fandom, Aquino mengalami serangan jantung saat di penjara sehingga ia diperbolehkan untuk meninggalkan Filipina. Akhirnya, ia dan istrinya Corazon Aquino memutuskan untuk hidup di pengasingan dekat Boston selama 3 tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk kembali ke Filipina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesampainya di Bandara Internasional Manila, Aquino secara tiba-tiba ditembak tepat di kepalanya. Saat itu, ia sedang dikawal oleh petugas untuk menuju kendaraan yang akan membawanya ke penjara. Pembunuhan Aquino memicu adanya protes besar-besaran dari masyarakat hingga menimbulkan adanya perubahan politik di Filipina. Selain itu, pemberontakan ini juga berhasil menggulingkan Ferdinand Marcos pada 1986.
Profil Benigno Aquino Jr
Benigno Aquino Jr. atau Ninoy Aquino adalah anak kedua dari tujuh bersaudara yang lahir pada 27 November 1932 di Concepcion, Tarlac. Ia lahir dari pasangan Benigno Aquino Sr. dan Aurora Lampa-Aquino. Aquino dapat dibilang sebagai bagian dari keluarga yang kaya. Sebab, keluarganya telah terkenal dengan sejarah politik yang kaya dan pemilik tanah terkemuka di Filipina.
Saat kecil, Aquino diketahui tidak terlalu menyukai kegiatan sekolah. Setelah lulus dari San Beda College, dirinya sempat melanjutkan kuliah di Universitas Ateneo de Manila dengan jurusan Filsafat dan Sejarah. Tak puas, ia memilih untuk menempuh pendidikan di Universitas Filipina dengan jurusan Hukum. Semua perkuliahan yang dijalaninya tidak ditekuninya hingga lulus karena terhenti saat mengejar karier di bidang Jurnalisme.
Aquino memiliki perjalanan politik yang mengesankan karena ia telah terpilih menjadi walikota Concepcion saat berusia 22 tahun. Pada 1967 ia ditunjuk sebagai senator termuda yang pernah terpilih. Ketika menjadi senator, Aquino adalah pengkritik keras pemerintahan dan rezim Ferdinand Marcos. Suatu hari, Aquino ditangkap dan ditahan atas tuduhan pembunuhan serta subversi yang dibuat-buat.
Pada 1977, Aquino dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman mati. Namun, eksekusi hukuman tersebut tidak pernah dilakukan. Dikutip dari Martial Law Museum, Aquino bahkan diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu parlemen 1978. Saat itu, ia membangun partai Lakas ng Bayan atau LABAN. Namun, partai tersebut akhirnya tidak mendapatkan suara dan kalah dari Metro Manila dan Imelda.
Pada 1980, ia menderita serangan jantung sehingga diizinkan untuk melakukan perawatan medis di Dallas, Amerika Serikat. Setelah itu, ia menetap di pengasingan Amerika Serikat. 3 tahun kemudian, ia memutuskan untuk kembali ke Filipina, tetapi akhirnya ia harus kehilangan nyawanya saat di bandara karena tertembak.