Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ryun Patterson, mantan wartawan Cambodia Daily dan penulis buku, mengungkap sisi lain Kamboja. Masyarakat di sejumlah provinsi di kawasan pinggir Kamboja diyakini sangat percaya pada praktik perdukunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Patterson yang menulis buku Vanishing Act: A Glimpse Into Cambodia's World of Magic, mengatakan faktor ekonomi telah menjadi elemen terbesar terjadinya hal-hal magis seperti ini. Masyarakat miskin Kamboja sangat percaya pada ilmu sihir dan guna-guna yang dapat menjelaskan hal-hal di luar kendali mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka mendatangi para dukun agar bisa memberikan pada mereka sebuah perasaan yang membuat mereka merasa lebih baik. Mereka ini berada dalam semacam situasi tak berdaya," kata Patterson, seperti dikutip dari asiaone.com, Selasa, 15 Januari 2019.
Kondisi tak jauh beda, juga terjadi di perkotaan. Masyarakat Kamboja yang hidup di kota umumnya sangat beragama, tetapi pada saat yang sama juga percaya pada hal-hal supranatural. Kisah - kisah hantu dan tukang ramal adalah bagian dari kehidupan meskipun mereka juga meyakini pergi ke kuil bisa membawa mereka dan orang-orang yang dicintai pada keberuntungan.
Baca: Brazil Tangkap Dukun Cabul yang Perkosa Ratusan Perempuan
Sayang, ada segelintir pihak menggunakan sihir untuk hal-hal jahat. Orang-orang yang tidak disukai, bisa menjadi korban fitnah ketika ada sekelompok orang mendadak sakit atau mengalami musibah berturut-turut. Mereka yang difitnah dituduh telah melakukan santet kepada para korbannya.
Praktik sihir di Kamboja sudah dalam level serius. Pada November 2018 lalu, sepasang suami istri di Provinsi Pursat menjadi korban sasaran main hakim sendiri. Sekelompok massa menuding mereka sebagai penyebab kematian seorang perempuan akibat sihir. Si suami, 83 tahun, dipukuli massa hingga tewas. Sedangkan si istri, 72 tahun, ditembak di bagian kaki oleh senapan buatan.
Seorang aparat kepolisian yang tak mau dipublikasi identitasnya mengatakan pengeroyokan ini terjadi saat seorang dukun mengatakan pasangan suami istri ini terduga pelaku pembunuhan tersebut. Namun Neang Vuth, Kepala Polisi Provinsi Pursat, mengatakan Kepolisian Kamboja telah mengesampingkan kepercayaan pada sihir. Dia pun mengatakan selalu mengingatkan masyarakat bahwa ilmu hitam itu tidak ada.