Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menlu Retno Bahas Situasi Gaza dengan WHO: Israel Ubah Gaza Jadi seperti Neraka

Menlu Retno membahas situasi kesehatan di Gaza dalam pertemuan khusus dengan Dewan Eksekutif WHO.

11 Desember 2023 | 13.37 WIB

Menlu Retno Marsudi menggelar jumpa pers soal resolusi DK PBB mengenai perpanjangan mandat UNAMA di Kemenlu pada Kamis, 17 September 2020. Kemenlu
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menlu Retno Marsudi menggelar jumpa pers soal resolusi DK PBB mengenai perpanjangan mandat UNAMA di Kemenlu pada Kamis, 17 September 2020. Kemenlu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas situasi kesehatan di Gaza saat ini dalam pertemuan khusus dengan Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss pada Ahad, 10 Desember 2023. Meski sudah bukan anggota Dewan Eksekutif sejak 2021, Indonesia bersama negara-negara non anggota WHO lainnya turut hadir dalam pertemuan.
 
Kehadiran Indonesia, kata Kementerian Luar Negeri, bertujuan untuk mendesak pentingnya perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan. “Termasuk tentunya di sini fasilitas kesehatan Rumah Sakit Indonesia,” kata Menlu Retno, merujuk pada rumah sakit hasil donasi warga Indonesia di Gaza yang terpaksa berhenti beroperasi sejak 16 November lalu akibat mengalami gempuran hebat.
 
Dalam pertemuan tersebut, petugas kesehatan WHO Teresa Zakaria mempresentasikan situasi kesehatan di wilayah yang terdampak konflik. Melalui sistem pengawasannya, WHO mencatat total 512 serangan terhadap layanan kesehatan sejak 7 Oktober 2023, terdiri dari 213 serangan di Gaza; 236 di Tepi Barat; 60 di Israel; dan 3 di Lebanon. Zakaria menekankan bahwa WHO tidak memiliki mandat untuk menginvestigasi pelaku serangan-serangan tersebut.
 
Hanya 36 persen atau sebanyak 13 dari 36 rumah sakit berfungsi sebagian di Gaza hingga sekarang, kata Zakaria dalam presentasinya. Kapasitas tempat tidur di rumah sakit kini hanya 40 persen dari tempat tidur yang tersedia sebelum pertempuran 7 Oktober. Rumah-rumah sakit ini menjadi tempat para pengungsi mencari tempat perlindungan.
 
Pembombardiran dan pengepungan Israel di Gaza telah menyebabkan 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi; terbatasnya perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik; ratusan pekerja medis terbunuh; dan penyebaran penyakit menular semakin tinggi.
 
Terdapat hampir 130 ribu kasus infeksi pernapasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare dan lebih dari 2.700 kasus cacar air, menurut catatan WHO yang disampaikan Retno.
 
“Dalam pertemuan Khusus Executive Board WHO tersebut, antara lain saya sampaikan, bahwa Gaza saat ini di bawah kepungan,” kata Menlu Retno. “Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka.”
 
Pada pertemuan khusus itu, WHO mengadopsi sebuah draf resolusi, yang antara lain menyerukan bantuan kemanusiaan berkelanjutan dan tanpa hambatan serta kepatuhan semua pihak konflik terhadap hukum internasional. “Ini adalah pertama kalinya sejak tanggal 7 Oktober resolusi mengenai konflik ini diadopsi melalui konsensus dalam sistem PBB,” demikian keterangan WHO pada Ahad.
 
Indonesia pun menjadi rekan sponsor dalam resolusi ini, seperti disampaikan Retno. “Saya juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem,” imbuhnya.
 
Menteri tersebut lantas mengajukan tiga hal penting yang harus dilakukan dalam mengatasi konflik ini. Pertama, Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan. “Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit.”
 
Kedua, perlindungan terhadap seluruh pekerja dan fasilitas medis sesuai hukum humaniter internasional yang harus ditegakkan. Indonesia mendesak akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza, ujar Retno.
 
Poin ketiga adalah pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO. “Dukungan ini sangat diperlukan bagi beroperasinya program-program WHO dan UNRWA di Gaza,” ujarnya, merujuk pada badan PBB untuk pengungsi di Palestina. “Indonesia juga mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina.”
 
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 18.000 warga Palestina dan menjadikan 49.500 lainnya korban luka-luka sejak 7 Oktober. Israel melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut setelah penyerbuan lintas batas kelompok militan Hamas yang menewaskan sekitar 1.147 orang, menurut penghitungan resmi yang telah direvisi Israel.

NABIILA AZZAHRA A.

Pilihan editor: Israel Tembus Jantung Kota Khan Younis, Tembakan dan Ledakan Terus Terdengar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus