Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian bertemu dengan mantan Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi di gedung Kementerian Luar Negeri Iran pada Selasa, 26 Desember 2023, untuk membahas isu-isu yang menyangkut kepentingan bilateral termasuk perkembangan di Gaza dan Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan tersebut, Amirabdollahian berterima kasih kepada Abdul-Mahdi atas partisipasi aktifnya dalam Konferensi Internasional Teheran tentang Palestina yang diadakan pada Sabtu, 23 Desember 2023 di ibu kota Teheran, Iran. Konferensi yang dihadiri oleh perwakilan beberapa negara itu membahas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amirabdollahian mengatakan tujuan acara tersebut untuk menggunakan kapasitas dan mekanisme internasional secara lebih efektif untuk membantu rakyat Palestina dan menghentikan kejahatan perang rezim Zionis. Israel membombardir Gaza dalam pertempuran yang pecah pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 20.674 orang di Gaza. Dari jumlah tersebut, 8.200 anak-anak dan 6.200 perempuan. Sekitar 7 ribu orang lainnya masih dinyatakan hilang, kemungkinan berada di bawah reruntuhan.
Perang terbaru di Gaza ini dilancarkan Israel setelah kelompok Hamas melakukan penyerbuan yang menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyandera ratusan orang lainnya. Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Iran, selain isu bilateral kedua negara, Amirabdollahian berterima kasih kepada Irak atas peran konstruktifnya dalam pembangunan dan kerja sama regional.
“Dia menggarisbawahi perlunya Irak melanjutkan perannya dalam inisiatif diplomatik dan internasional serta upaya menghentikan kejahatan perang rezim Zionis di Gaza,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Iran.
Abdul-Mahdi dikatakan mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Internasional Teheran tentang Palestina dan memuji kebijakan Iran yang “tegas dan berprinsip dalam mendukung perlawanan dan bangsa Palestina yang tertindas”. Abdul-Mahdi pun mengutuk 75 tahun pendudukan Zionis” dan “menyerukan sinergi antara warga Palestina dan dunia Muslim dalam membela perlawanan Palestina.
Sumber : en.mfa.ir