Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban meninggal akibat meminum air yang tercemar pestisida di provinsi Kratie di Kamboja bagian timur meningkat menjadi 11 orang, sementara 121 orang lainnya dirawat di rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Om Phy, wakil kepala polisi provinsi Kratie mengatakan jumlah tersebut bertambah setelah ada laporan 4 korban lagi yang tewas.
Baca: Temuan Terbaru: Pestisida Kurangi Populasi Lebah Madu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Empat korban lagi dikonfirmasi meninggal di Rumah Sakit Provinsi Kratie dan Rumah Sakit Calmette di Phnom Penh, membuat jumlah korban tewas menjadi 11, karena jumlah penduduk yang dirawat di rumah sakit telah mencapai 121," katanya, seperti dilansir The Star pada 7 Mei 2018.
Penduduk desa di Sre Non desa, desa adat kecil di distrik Chitborey, satu per satu jatuh sakit dan meninggal sejak Kamis lalu setelah dilaporkan minum air yang tercemar dari kanal air di desa itu.
Baca: Amazon Didenda Rp 16,2 Miliar karena Jual Pestisida Ilegal
Om Phy mengatakan populasi desa itu sekitar 50 keluarga dan diduga air itu terkontaminasi dengan insektisida yang digunakan petani pada lahannya pertaniannya di sepanjang kanal.
Chheang Sovutha, direktur Departemen Kesehatan Provinsi Kratie mengatakan, untuk mencegah lebih banyak kasus serupa terjadi, penduduk desa telah diperingatkan tentang bahaya air yang terkontaminasi dan telahn membagikan air bersih serta makanan kepada mereka.
Baca: Pembunuh Hama, Ini Kelebihan dan Kekurangan Pestisida
"Untuk mencegah lebih banyak kasus, kami harus mendidik warga desa untuk berhenti menggunakan sumber air tersebut dan memberi mereka air bersih atau mencari sumber air alternatif bagi mereka," katanya.
Wabah keracunan makanan dan air tidak jarang terjadi di Kamboja, di mana pemeriksaan kesehatan jarang terjadi dan peraturan keamanan sangat longgar.