Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

14 Agustus 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMERIKA SERIKAT
Adu Diplomasi via Twitter

Jejaring sosial Twitter kini menjadi panggung favorit para politikus untuk menyampaikan pesan politik kepada dunia. Maklum, pengguna Twitter kini telah menyentuh angka 500 juta lebih di seantero jagat.

Seperti dilansir Foreign Policy, Jumat pekan lalu, kajian terbaru firma komunikasi Burson-Marsteller bertajuk "Twiplomacy" menyebutkan lebih dari dua pertiga pemimpin dunia berkicau di Twitter. Hingga Juli lalu, 505 pemimpin dunia, dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama hingga Paus Fransiskus, telah menjaring 106 juta pengikut.

Siapa yang kicauannya paling berpengaruh? Menurut data Klout—situs dan mobile app yang menggunakan analisis media sosial untuk memposisikan penggunanya menurut pengaruh sosial, dengan skor 1-100—Obama mendapat skor 99, yang bahkan mengungguli Justin Bieber (96) dan Lady Gaga (95).

Obama merupakan pemimpin negara yang paling banyak pengikutnya dan juga paling banyak mengikuti orang. Siapa yang paling mempengaruhi Obama? Menurut Klout, Wakil Presiden Joe Biden dan Michelle Obama.

Obama juga gila kerja. Ia berkicau tentang pekerjaannya 338 persen lebih banyak dari rata-rata pengguna Twitter. Kicauannya yang paling populer, "Yes we can", di-retweet 16.849 orang.

Berbeda dengan Obama, Perdana Menteri Inggris David Cameron justru menjadi bulan-bulanan di Twitter. Ia kerap dikecam orang yang tak sepakat dengan kebijakannya. Cameron dicatat senang berkicau tentang seks, yakni 433 persen lebih banyak dari pengguna lain. Skornya masih tinggi, yakni 92.

"Twiplomacy" menganggap Paus Fransiskus sebagai pengicau paling berpengaruh di antara para pemimpin dunia. Meski begitu, skor kicauannya dalam bahasa Inggris tak tinggi, hanya 89. Namun, bila skornya digabungkan dengan kicauan dalam bahasa Jerman (65), Prancis (70), Polandia (61), Portugal (78), Spanyol (80), Italia (72), Latin (66), dan Arab (63), tak ada pemimpin dunia yang menandinginya. Kicauannya rata-rata di-retweet lebih dari 11 ribu orang.

ITALIA
Identitas Mona Lisa

Para pakar seni di Florence, Italia, untuk pertama kalinya dalam seabad membuka sebuah kuburan keluarga bangsawan pada Jumat pekan lalu. Tujuannya adalah mengkonfirmasi apakah jasad dalam kuburan itu perempuan dalam lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci.

Dua tahun silam, para arkeolog mulai mencari kuburan Lisa Gherardini, perempuan yang dipercaya dilukis Da Vinci. Para arkeolog mengangkat lantai semen dari bekas Biara St Ursula, tempat kuburan Gherardini disembunyikan. Jasadnya dipindahkan pada tahun lalu.

Dalam tahap akhir investigasinya, para pakar seni membuka ruangan bawah tanah milik keluarga Gherardini di bawah Basilica della Santissima Annunziata di Florence dan memindahkan sisa jasad suami Gherardini, Francesco del Giocondo, pedagang sutra yang kaya, serta jasad dua putranya, Piero dan Bartolomeo.

Para pakar akan menganalisis DNA yang diambil dari jasad dua putranya dan membandingkannya dengan DNA dari tiga tulang-belulang perempuan yang digali tahun lalu. "Tujuan kami untuk mengetahui apakah DNA dari salah seorang anaknya cocok dengan DNA perempuan itu," kata Silvano Vinceti, sejarawan seni yang memimpin komite evaluasi sejarah dan aset kebudayaan Italia, seperti dikutip The Telegraph.

Del Giocondo diyakini memesan lukisan istrinya kepada Da Vinci untuk merayakan kelahiran putra keduanya pada 1502. Perempuan itu menjadi biarawati setelah suaminya meninggal. Gherardini meninggal pada 1542 di usia 63 tahun.

Jika para peneliti memutuskan ada hubungan di antara tulang-belulang tersebut, langkah berikutnya adalah mengumpulkan pecahan tengkorak dan merekonstruksi wajah Gherardini untuk menentukan apakah dia perempuan dalam lukisan yang kini disimpan di Museum Louvre, Paris, itu.

CINA
Temuan Baru Flu Burung

Para ilmuwan Cina menemukan bukti kuat varian baru flu burung bisa menular antarmanusia, meski terjadinya tidak mudah. Seperti dilansir BBC pada Selasa pekan lalu, hingga akhir Juni lalu ada 133 kasus flu burung di Cina timur, yang merenggut 43 nyawa.

Dalam kajian terbaru, para peneliti Cina mewawancarai keluarga dan teman dekat korban meninggal akibat virus H7N9 untuk mengetahui bagaimana virus itu menular di antara mereka. Dua pasien tinggal seatap dan sedang kritis ketika penelitian dilakukan sehingga tak dapat diwawancarai.

Seorang lelaki 60 tahun, yang bertugas membeli bahan makanan untuk keluarga, membeli enam ekor burung puyuh sebelum jatuh sakit. Sedangkan putrinya, 32 tahun, jarang meninggalkan rumah dan diketahui tidak ada kontak dengan unggas, kecuali dengan dua ekor angsa yang dipelihara pemilik apartemen.

Dia merawat ayahnya yang sakit itu tanpa mengenakan pelindung apa pun. Dia jatuh sakit beberapa hari kemudian dan meninggal sebulan kemudian. Virus flu burung yang menyerang keduanya secara umum identik. Tidak ada pengujian yang pasti untuk membuktikan kapan virus itu menular dari manusia ke manusia. Ilmuwan juga menguji 43 orang yang berhubungan dengan kedua pasien dan semuanya tidak terpapar virus.

"Dalam cluster ini, virus itu bisa menular dari manusia ke manusia," demikian Xian Qi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu dalam kajiannya. Para ilmuwan menyimpulkan penularannya terbatas dan tidak berkelanjutan.

ZIMBABWE
Bursa Efek Kulit Hitam

Pemerintah Zimbabwe membuat keputusan rasialis. Selasa pekan lalu, Menteri Urusan Pribumi Saviour Kasukawere mengatakan pemerintah akan membuka bursa efek khusus untuk kulit hitam. Hanya warga kulit hitam yang diperbolehkan membeli saham perusahaan-perusahaan asing yang dinasionalisasi pemerintah.

Seperti dilansir The Telegraph, Zimbabwe berencana menguasai perusahaan tambang asing—sebagian besar milik Afrika Selatan—menyusul terpilihnya kembali Presiden Robert Mugabe dalam pemilihan umum dua pekan lalu. Kasukawere mengatakan Zimbabwe akan menguasai 51 persen saham perusahaan asing, yang bernilai sekitar 4,8 miliar pound sterling atau setara dengan Rp 76,5 triliun. Pemerintah tidak akan membayar kompensasi apa pun kepada perusahaan asing tersebut.

Pemerintah ingin menguasai perusahaan-perusahaan tambang, khususnya Zimplats, produsen platinum terbesar di negara itu, milik Impala Platinum Holdings dari Afrika Selatan. Kasukawere mengatakan perusahaan yang tidak menyerahkan 51 persen sahamnya kepada warga kulit hitam Zimbabwe atau negara akan berisiko kehilangan izin operasional.

Juru bicara partai yang berkuasa, Partai Zanu-PF, Psychology Maziwisa, mengatakan apa yang diutarakan Kasukawere merupakan kebijakan resmi. "Semua itu benar. Kami telah mengatakan hal ini kepada para pemilih."

Sebanyak 71 persen ekspor Zimbabwe berupa logam dan mineral, termasuk platinum dan emas, yang tahun lalu nilainya mencapai 480 juta pound sterling.

BRASIL
Rajutan Narapidana

Sebuah penjara dengan keamanan maksimum di Brasil mempekerjakan sejumlah narapidana untuk merajut pakaian. Para narapidana itu mendapatkan libur sehari setelah tiga hari merajut pakaian. Program bertajuk Proyek Bunga Lotus itu merupakan kerja sama antara perancang perempuan Raquel Guimaraes dan penjara Ariosvaldo de Campos Pires de Juiz de Fora, Negara Bagian Minas Gerais, sekitar 160 kilometer sebelah utara Rio de Janeiro.

Program ini dirancang untuk memberikan keterampilan dan penghasilan kepada para narapidana. Mereka mendapat upah sebesar 75 persen dari upah minimum Brasil. Seperempat upah mereka dipotong dan akan dibayarkan ketika mereka bebas.

Perancang itu meminta bantuan penjara pada 2009 ketika dia kesulitan mendapatkan tenaga perajut untuk label Doiselles miliknya. Guimaraes kemudian melatih 18 narapidana, yang dipenjara dalam berbagai kasus, dari perampokan hingga pembunuhan. Hasil karya mereka kini sudah mendunia, tersebar di 70 toko di Brasil, bahkan hingga ke Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang. "Program itu memberi narapidana keterampilan dan mereka percaya diri ketika keluar," ujar bekas narapidana kasus perampokan bersenjata, Celio Tavares, seperti dilansir Daily Mail, Ahad dua pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus