Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Harare - Zimbabwe, yang sedang terkena krisis politik akibat kudeta militer terhadap Presiden Robert Mugabe, dahulunya merupakan salah satu negara kaya di benua Afrika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, negara ini terpuruk menjadi salah satu negara termiskin akibat mismanajemen pengelolaan industri, kekurangan bahan makanan, nilai mata uang jatuh dan praktek korupsi yang meluas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, kondisi ini semakin diperparah dengan pengambilalihan kekuasaan pemerintah oleh kelompok militer. Mereka mengerahkan pasukan tank dan menyebarnya ke ibu kota Harare. Militer juga menjadi Presiden Robet Mugabe sebagai tahanan rumah.
Baca: Ini Kronologi Kudeta Mugabe oleh Militer Zimbabwe
Mugabe telah memerintah Zimbabwe selama 37 tahun dan dia disalahkan karena hancurnya perekonomian negara ini.
::: Berikut ringkasan masa kejayaan dan kejatuhan Zimbabwe:
1980an
Mugabe terpilih sebagai perdana menteri dari negara Zimbabwe, yang baru saja merdeka, pada 1980. Sebelumnya dia merupakan tahanan politik selama beberapa tahun.
Saat itu, reputasi Mugabe masih kinclong karena disejajarkan oleh publik dengan figur Nelson Mandela. Awalnya, Mugabe menjadi harapan masyarakat Zimbabwe untuk memimpin negara agar maju setelah menjadi jajahan Inggris dan para tuan tanah kulit putih.
"Dia dulu punya pandangan populis, yaitu ingin bekerja untuk kepentingan publik. Tapi ini tidak berarti diterapkan untuk urusan ekonomi," kata Funmi Akinluyi, seorang manajer investasi Afrika di perusahaan Silk Invest
Pada era ini, Mugabe mulai mendapat perhatian internasional dengan prestasi di bidang pendidikan, dan kesehatan. Bangsa ini mulai maju dan meningkat ekspor produk pertanian dan manufaktur. Zimbabwe saat itu dikenal sebagai negara produsen tembakau. Iklim negara ini memungkinan pertanian digelar sepanjang tahun.
1990an
Momentum politik Mugabe memudar. Para pengkritik menudingnya gemar melakukan penyuapan dan penyiksaan agar tetap berkuasa. Dia membantah semua tudingan ini.
Mismanajemen Mugabe dalam sektor pertanian menjadi titik balik yang menghancurkan perekonomian negara Afrika itu.
Dia awalnya hendak menggelar reformasi pertanahan untuk mengakhiri penguasaan lahan selama puluhan tahun oleh orang kulit putih, yang merupakan peninggalan dari era penjajahan.
Pada 1992, Mugabe menerapkan undang-undang akuisisi lahan atau Land Acquisition Act. Ini memungkinkan Mugabe memaksa para pemilik lahan kulit putih untuk menyerahkan semua kepemilikan tanahnya untuk didistribusikan kembali. Setahun kemudian, Mugabe mengancam para pemilik lahan kulit putih, yang menolak, dengan pengusir.
2000s
Pada 2000, upaya Mugabe menyita tanah milik 4000 tuan tanah kulit putih berhasil dilakukan. "Akibatnya, produksi pertanian Zimbabwe anjlok," begitu dilansir CNN. "Ini diikuti dengan kelangkaan suplai makanan. Akibatnya terjadi kelaparan massal," kata Akinluyi.
Bank sentral lalu mencetak banyak uang untuk membayar impor. Ini mengakibatkan terjadinya inflasi. Harga bahan makanan naik dua kali lipat setiap hari. Ekonom dari Institut Cato memperkirakan inflasi memuncak menjadi 7,9 miliar persen pada 2008.
Ini mengakibatkan terjadinya pengangguran massal, layanan publik berhenti dan ekonomi Zimbabwe menyusut hingga 18 persen pada 2008.
Zimbabwe meninggalkan mata uangnya pada 2009 dan beralih menggunakan mata uang dollar, rand dari Afrika Selatan, termasuk yuan Cina.
2010 an
Mugabe mengancam atas sanksi internasional yang dijatuhkan dengan menyita semua investasi barat di Zimbabwe. Ini membuat investor baru enggan berinvestasi di sana. "Resiko politik mengalahkan kesempatan bisnis yang ada," kata Akinluyi.
Mugabe mengganti pertanian dengan bisnis penambangan intan. Dia juga mau mengambil alih semua penambangan intan swasta.
Pada tahun lalu, Zimbabwe mulai menerbitkan surat utang dengan harga US$1 dollar per lembar untuk mengatasi kekurangan uang yang terus terjadi.
"Mereka punya semua dari intan, batu bara, tembaga, biji besi.. Ada semua. Mereka punya sumber daya alam," kata Akinluyi. Saya pikir pemimpin yang tepat bisa mengubah situasi ini dengan cepat," kata Akinluyi mengenai pengganti Mugabe.
CNN