Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Guatemala meniru langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dengan memindahkan kantor kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem, dikecam oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Guatemala berencana memindahkan kantor kedutaan besarnya itu pada Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tindakan pemindahan kantor kedutaan besar ke Yerusalem itu sangat kami tentang,” kata Muchyidin Junaidi, Ketua Bidang Kerja Sama Internasional MUI Pusat, di kantor MUI, Jakarta, Selasa, 6 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekspresi seorang umat Islam saat melakukan Aksi Damai Darurat Al Quds Jerusalem longmarch dari Kedutaan Besar Palestina menuju Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, 8 Desember 2017. TEMPO/Subekti.
Dia menjelaskan saat Duta Besar Amerika Serikat Joseph R. Donovan Jr berkunjung ke kantor MUI, pihaknya telah menyampaikan penolakan karena hal itu sangat menyakiti perasaan umat Islam dunia.
“Saya tidak tahu bagaimana cara berfikir Donald Trump itu, cuma Allah yang tahu,” katanya
Dia menekankan, Indonesia tetap menolak pengakuan Amerika Serikat bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel. Sayangnya, Indonesia tidak bisa menekan Amerika Serikat. Sedangkan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, enggan berkomentar soal rencana Guatemala memindahkan kantor kedutaan besarnya ke Yerusalem Mei mendatang.
Keputusan Presiden Guatemala Jimmy Morales, yang pada Selasa, 6 Maret 2018 mengumumkan akan memindahkan kantor kedutaan besar Guatemala yang selama ini ada di Tel Aviv ke Yerusalem, dikecam oleh Organisasi Kebebasan Palestina atau PLO. Seperti dikutip dari situs al-Jazeera Rabu, 7 Maret 2018 Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif PLO mengatakan tindakan Guatemala itu berbahaya dan sangat provokatif.