Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumumkan rencananya untuk memecat Ronen Bar, kepala dinas keamanan domestik Shin Bet dalam pertemuan kabinet minggu ini. Pengumuman ini datang di tengah ketegangan yang telah lama terjadi antara keduanya selama perang Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pernyataan video, Netanyahu menjelaskan alasan keputusannya. Ia menyatakan telah lama kehilangan kepercayaan pada Ronen Bar. Dilansir dari Al Arabiya, Netanyahu menekankan pentingnya kepercayaan pada kepala dinas keamanan domestik, terutama selama masa perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keretakan hubungan ini berlangsung saat Shin Bet sedang menyelidiki kemungkinan hubungan antara staf di kantor Netanyahu dan Qatar. Negara Qatar berperan sebagai mediator dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Pemecatan Bar kemungkinan akan menuai kritik di Israel, karena terjadi saat negara tersebut masih memproses kegagalan keamanan terburuk dalam sejarahnya - serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang Israel dan menyebabkan penyanderaan 251 orang ke Gaza.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar resmi dari pihak Shin Bet maupun Ronen Bar mengenai rencana pemecatan ini.
Dilansir dari Reuters, pekan lalu Netanyahu dan Ronen Bar terlibat pertengkaran di muka umum tentang reformasi badan tersebut. Netanyahu menuduh Shin Bet gagal mengantisipasi serangan 7 Oktober 2023. Netanyahu menuduh Ronen Bar melakukan pemerasan.
Selain itu, Netanyahu menuduh Bar berada di balik bagian dari ancaman dan kebocoran media. Tujuannya agar Netanyahu tak membuat keputusan yang diperlukan untuk memulihkan Shin Bet setelah gagal mencegah serangan 7 Oktober 2025.
Pada 4 Maret 2025, Israel mengakui gagal mencegah serangan Hamas pada 2023.
Shin Bet kini balik menyerang dengan mengecam bahwa tuduhan itu tidak berdasar. "Ronen Bar mendedikasikan seluruh waktunya untuk masalah keamanan, upaya membawa kembali para sandera, dan membela demokrasi," tutur badan negara itu.
Ronen Bar telah memimpin Shin Bet sejak 2021. Hubungannya dengan Netanyahu tegang bahkan sebelum serangan Hamas, terutama karena usulan reformasi peradilan yang memecah belah negara menjelang serangan.
Hubungan menjadi makin renggang setelah dirilisnya laporan internal Shin Bet mengenai serangan tersebut pada 4 Maret 2025. Setelah mengakui bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, Bar menambahkan perlu ada penyelidikan yang lebih luas tentang peran elemen keamanan dan politik Israel serta kerja sama di antara mereka. Penyelidikan ini untuk benar-benar memahami bagaimana serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu terjadi tanpa bisa dicegah.
Netanyahu telah menuntut agar Ronen Bar mengundurkan diri, sebelum masa tugasnya berakhir pada Oktober 2026. Namun media Israel telah melaporkan bahwa Bar menolak mundur.
Pilihan editor: Trump dan Putin Diharapkan Berbicara Soal Gencatan Senjata Pekan Ini