Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

PBB: Houthi akan Bebaskan Pemimpin Politik yang Ditahan Sejak 2015

PBB mengatakan Houthi di Yaman dilaporkan akan membebaskan seorang pemimpin politik yang memiliki hubungan dengan pemerintah yang diakui dunia

9 Juli 2024 | 17.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang senjata Qaed Elaiyan menunjukan senjata api di tokonya, saat Houthi meningkatkan permintaan senjata api, di Sanaa, Yaman 6 Maret 2024. REUTERS/Khaled Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman dilaporkan akan membebaskan seorang pemimpin politik yang memiliki hubungan dengan pemerintah yang diakui secara internasional. Politikus dari kubu rival Houthi itu telah ditahan selama hampir satu dekade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini berdasarkan kesepakatan pertukaran tahanan awal yang diumumkan oleh PBB pada Senin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mohamed Qahtan adalah pemimpin partai Islah, yang sejalan dengan pemerintah yang diakui secara internasional. Dia tidak dapat berkomunikasi dengan Houthi yang didukung Iran sejak 2015, kata PBB.

Kantor utusan khusus PBB Hans Grundberg mengadakan pertemuan di Oman dengan Komite Palang Merah Internasional pada akhir pekan lalu untuk memfasilitasi pembicaraan yang berpusat pada pertukaran tahanan, sesuai dengan Perjanjian Stockholm 2018, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Kedua pihak Yaman sepakat bertemu untuk membahas daftar akhir siapa saja yang akan dibebaskan dan rincian pembebasan Qahtan, kata Dujarric, tanpa memberikan rincian mengenai potensi kesepakatan.

Pembebasan Qahtan telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun, kata Dujarric.

Selain Qahtan, Houthi telah menahan setidaknya 45 pegawai Yaman di badan-badan PBB, misi diplomatik, perusahaan swasta, dan organisasi lainnya.

Grundberg mendesak para pihak untuk menyetujui pembebasan lebih banyak dan juga mengulangi permintaan pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap personel PBB, pekerja bantuan, dan lainnya yang ditahan di ibu kota Sanaa yang dikuasai Houthi dan terus ditahan tanpa komunikasi, kata Dujarric.

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin, wakil duta besar AS Stephanie Sullivan menyerukan pembebasan segera para tahanan.

“Penahanan staf PBB dan LSM secara langsung dan negatif berdampak pada kemampuan organisasi-organisasi ini untuk memberikan bantuan kemanusiaan,” katanya.

Yaman telah dilanda perang saudara sejak 2014, ketika Houthi merebut sebagian besar wilayah utara Yaman dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional untuk melarikan diri dari Sanaa.

Koalisi Arab melakukan intervensi pada tahun berikutnya untuk mendukung pasukan pemerintah.

Perang antara Houthi dengan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman telah menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil. Konflik ini juga menciptakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Sementara itu sejak November, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di perairan terdekat termasuk Laut Merah dan Teluk Aden. Serangan ini sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menekan Israel agar menghentikan perangnya di Gaza.

Houthi telah menargetkan lebih dari 60 kapal dengan rudal dan drone, menewaskan total empat pelaut.

Kampanye serangan udara pimpinan AS telah menargetkan kelompok Houthi sejak Januari, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya, kata kelompok militan tersebut.

AL ARABIYA

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus