Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

PBB: Myanmar Kini Jadi Sumber Opium Terbesar di Dunia

Myanmar telah menjadi sumber opium terbesar di dunia, akibat ketidakstabilan dalam negeri dan penurunan budidaya di Afghanistan, kata PBB

12 Desember 2023 | 18.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang warga berjalan di ladang bunga poppy berkembang di Negara Bagian Shan, Myanmar (27/1). Myanmar adalah produsen terbesar di dunia opium, bahan utama dalam heroin, hingga tahun 2002. AP/Gemunu Amarasinghe

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar telah menjadi sumber opium terbesar di dunia, akibat ketidakstabilan dalam negeri dan penurunan budidaya di Afghanistan, kata PBB dalam sebuah laporan pada Selasa 12 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penurunan budidaya opium sebesar 95 persen di Afghanistan setelah pelarangan narkoba oleh Taliban pada 2022 telah menyebabkan pasokan global beralih ke Myanmar. Laporan Badan PBB Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan di mana ketidakstabilan politik, sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh kudeta pada 2021 mendorong banyak orang di Myanmar beralih ke pertanian opium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petani Myanmar kini memperoleh penghasilan sekitar 75 persen lebih banyak dari pertanian opium, karena harga rata-rata bunga opium telah mencapai sekitar US$355 per kilogram. Area budidaya juga opium telah meningkat sebesar 18 persen dari tahun ke tahun, sekitar 40.100 hektar menjadi 47.000 hektar, sehingga meningkatkan pendapatan petani opium.

Hal ini menyebabkan potensi hasil panen ke tingkat tertinggi sejak 2001, kata UNODC.

“Gangguan ekonomi, keamanan, dan pemerintahan yang terjadi setelah pengambilalihan kekuasaan oleh militer Myanmar pada Februari 2021 terus mendorong para petani di daerah terpencil untuk mencari opium untuk mencari nafkah,” kata Perwakilan Regional UNODC Jeremy Douglas.

Kawasan budidaya opium paling luas berkembang di wilayah perbatasan Myanmar di Negara Bagian Shan bagian utara, diikuti oleh negara bagian Chin dan Kachin, karena hasil panen meningkat sebesar 16 persen menjadi 22,9 kg per hektar karena praktik pertanian yang lebih canggih, kata laporan UNODC.

Meningkatnya pertempuran antara militer Myanmar dan kelompok etnis minoritas bersenjata kemungkinan besar akan mempercepat perluasan penanaman opium, kata Douglas.

Junta Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Perluasan penanaman opium berdampak pada pertumbuhan ekonomi gelap di Myanmar yang mencakup tingginya tingkat produksi dan perdagangan obat-obatan sintetis serta perusahaan kriminal lainnya mulai dari pencucian uang hingga pusat penipuan online yang dijalankan oleh kejahatan terorganisir.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus