Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Topan Freddy—yang memecahkan rekor sebagai topan dengan usia terlama dalam sejarah karena bertahan selama 37 hari—menewaskan lebih dari 220 orang di Malawi, Mozambik dan Madagaskar hingga Rabu malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Freddy mengalahkan rekor 31 hari yang selama ini dicatatkan oleh Badai John pada 1994. Topan Freddy menghantam pantai di selatan Afrika untuk kedua kalinya selama akhir pekan. Badai selama sebulan lebih itu telah memecahkan setidaknya satu rekor dan dapat memecahkan dua rekor lagi, kata ahli meteorologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, bencana ini menghancurkan sejumlah negara yang dilewatinya. Malawi telah menyatakan keadaan bencana dengan lebih dari 200 orang dipastikan tewas setelah Topan Freddy memicu banjir dan tanah longsor.
Badai pemecah rekor tersebut menyebabkan kematian terbanyak di pusat komersial Malawi, Blantyre, di mana puluhan anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam tanah longsor.
Pihak berwenang di Malawi mengatakan sedikitnya 190 orang tewas dengan 584 luka-luka dan 37 hilang. Sementara pemerintah tetangga, Mozambik, melaporkan 20 kematian dan 24 luka-luka.
Petugas penyelamat memperingatkan bahwa kemungkinan lebih banyak korban tewas saat mereka menjelajahi lingkungan yang hancur untuk mencari korban selamat.
"Situasinya sangat mengerikan," kata Guilherme Botelho, koordinator proyek darurat Doctors Without Borders di Malawi.
Badan-badan bantuan khawatir banjir yang mencemarkan air minum akan memperburuk wabah kolera di Malawi, tempat sedikitnya 19.000 orang mengungsi.
Freddy berkembang di lepas pantai Australia, melintasi seluruh Samudra Hindia bagian selatan, dan melakukan perjalanan lebih dari 8.000 kilometer sebelum mendarat di Madagaskar dan Mozambik pada akhir Februari.
Topan itu kemudian berputar kembali dan menghantam pantai Mozambik lagi dua minggu kemudian, sebelum bergerak ke pedalaman Malawi.
“Tidak ada siklon tropis lain yang diamati di bagian dunia ini yang menempuh jalur seperti itu melintasi Samudra Hindia dalam dua dekade terakhir,” kata Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS.
Hanya empat badai yang melintasi Samudra Hindia bagian selatan dari timur ke barat dengan yang terakhir pada 2000, katanya.
Pilihan Editor: Topan Freddy Hantam Malawi, 190 Orang Jadi Korban
AL JAZEERA | RFI