Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Topan Freddy, yang membawa angin kencang dan hujan deras, menewaskan lebih dari 100 orang di Malawi dan Mozambik saat kembali ke daratan Afrika selatan, kata pihak berwenang, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara total, Freddy sejauh ini telah membunuh setidaknya 136 orang -- 99 di Malawi, 20 di Mozambik, dan 17 di Madagaskar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Freddy, badai terlama dalam sejarah, meluncur melalui Afrika selatan pada akhir pekan untuk kedua kalinya dalam beberapa minggu, kembali setelah pukulan pertama pada akhir Februari.
Malawi menanggung beban paling berat, menghitung sedikitnya 99 kematian setelah tanah longsor semalam menghanyutkan rumah dan penghuni yang sedang tidur.
"Kami memperkirakan jumlahnya akan meningkat," kata Charles Kalemba, seorang komisaris di Departemen Urusan Penanggulangan Bencana, dalam konferensi pers.
Sementara 134 orang lainnya terluka dan 16 dilaporkan hilang. Ibu kota komersial Malawi, Blantyre, mencatat 85 kematian.
Warga menggunakan tangan kosong untuk menggali lumpur berharap menemukan korban selamat. Tim penyelamat pemerintah terlambat datang, kata seorang warga yang menolak menyebutkan namanya, berlumuran lumpur, saat dia membantu upaya penyelamatan.
"Masyarakat kewalahan. Situasinya sangat sulit," kata pengemudi ambulans Honest Chirwa, seraya menambahkan bahwa tim penyelamat tidak memiliki peralatan yang memadai.
PBB mengatakan lebih dari 11.000 orang terkena dampak badai. Dampak topan telah menambah lebih banyak kesengsaraan di negara yang bergulat dengan wabah kolera paling mematikan dalam sejarahnya, yang telah menewaskan lebih dari 1.600 orang sejak tahun lalu.
"Peristiwa cuaca buruk seperti ini cenderung memperburuk penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera," kata badan anak-anak PBB, UNICEF, memperingatkan.
Presiden Malawi Lazarus Chakwera, saat ini berada di Doha untuk menghadiri pertemuan Negara Kurang Maju mendeklarasikan "keadaan bencana di wilayah selatan" negara tersebut.
“Pemerintah menanggapi krisis sambil meminta bantuan lokal dan internasional untuk keluarga yang terkena dampak,: kata kantornya.
Malawi telah memerintahkan sekolah-sekolah di sepuluh distrik selatan ditutup hingga Rabu, dengan hujan dan angin diperkirakan akan terus menerjang selatan negara itu.
Sementara sedikitnya 20 orang lainnya tewas dan 14 lainnya luka-luka di negara tetangga Mozambik, kata pihak berwenang setempat. Institut Nasional Penanggulangan Bencana Mozambik mengatakan dampak dari pendaratan kedua badai di negara itu lebih buruk dari yang diperkirakan.
Lintasan Putaran 'Langka'
Topan Freddy mencapai Malawi yang terkurung daratan pada Senin pagi setelah menyapu Mozambik pada akhir pekan.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia PBB, Freddy, yang terbentuk di barat laut Australia pada minggu pertama bulan Februari, akan menjadi siklon tropis terlama yang pernah tercatat.
Topan itu melintasi seluruh Samudra Hindia bagian selatan dan menerjang Madagaskar dari 21 Februari sebelum mencapai Mozambik pada 24 Februari. Mengikuti apa yang digambarkan oleh para ahli meteorologi sebagai lintasan putaran yang "langka", Freddy kemudian kembali ke Madagaskar sebelum bergerak sekali lagi menuju Mozambik.
Siklon terakhir yang melintasi seluruh Samudra Hindia bagian selatan adalah Leon-Eline dan Hudah pada 2000.
REUTERS | PRESS.TV