Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Israel menyerang lokasi Hamas di Gaza Sabtu malam, kata militer, setelah baku tembak di perbatasan yang melukai 41 warga Palestina, dua di di antaranya kritis, dan melukai parah tentara Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penembakan itu terjadi selama protes Gaza yang digelar Hamas dan faksi-faksi lain yang mendukung Yerusalem, di mana bentrokan Palestina dengan polisi Israel membantu memicu konflik Israel-Hamas selama 11 hari pada bulan Mei.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamas, yang menguasai Gaza, telah menyerukan protes pada hari Sabtu untuk menandai pembakaran Masjid Al Aqsa Yerusalem 52 tahun yang lalu, situs tersuci ketiga dalam Islam, Al Jazeera melaporkan.
Ratusan warga Palestina berkumpul di dekat perbatasan yang dijaga ketat di Jalur Gaza, di mana beberapa orang mencoba memanjat pagar perbatasan dan yang lainnya melemparkan bahan peledak ke arah pasukan Israel, kata militer Israel.
"Pasukan IDF (militer Israel) merespons dengan cara pembubaran kerusuhan, termasuk bila perlu tembakan langsung," kata militer Israel, dikutip dari Reuters, 22 Agustus 2021.
Di antara dua warga Palestina yang terluka parah adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang ditembak di kepala, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian mengatakan sebagian besar korban lain mengalami luka sedang, termasuk tembakan senjata ke anggota badan, punggung dan perut.
Sementara itu, peluru dari Gaza melukai serius seorang tentara polisi perbatasan Israel, yang berada di rumah sakit menerima perawatan medis, kata militer. Tidak ada klaim siapa yang menembak dari Gaza.
"Menanggapi penembakan itu, jet tempur Israel telah menyerang empat tempat penyimpanan senjata dan pabrik milik Hamas," kata militer. Tidak ada laporan segera tentang cedera atau kerusakan.
Seorang warga Palestina yang terluka dibawa dengan tandu setelah mengikuti protes di perbatasan Israel-Gaza di timur Kota Gaza, 21 Agustus 2021. [REUTERS/Mohammed Salem]
Bersiap untuk lebih banyak permusuhan, militer Israel mengatakan telah mengirim pasukan tambahan ke daerah perbatasan Gaza. Media Israel melaporkan militer telah meningkatkan penyebaran sistem anti-rudal Iron Dome.
Kekerasan itu menyusul pengumuman Israel tentang dimulainya kembali bantuan Qatar ke Gaza, sebuah langkah yang dianggap memperkuat gencatan senjata yang dimediasi Mesir untuk pertempuran Mei.
Hanya beberapa hari sebelum pengumuman itu, militan Gaza meluncurkan roket ke Israel yang ditembak jatuh oleh Iron Dome, dalam serangan pertama sejak gencatan senjata.
Warga Palestina juga secara sporadis meluncurkan balon bermuatan api ke arah Israel sejak pertempuran itu, sehingga memicu serangan Israel di situs-situs Hamas.
Israel menjaga Gaza di bawah blokade, dengan ketat membatasi pergerakan keluar dari wilayah yang merupakan rumah bagi 2 juta warga Palestina. Mesir juga mempertahankan pembatasan di daerah kantong tersebut. Mesir dan Israel beralasan pembatasan itu dilakukan karena ancaman Hamas.
"Serangan udara hari Sabtu menunjukkan Israel berusaha menutupi kegagalan dan kekecewaannya di depan ketabahan rakyat kami dan perlawanan mereka yang gagah berani," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.
Setidaknya 250 warga Palestina dan 13 di Israel tewas dalam konflik Mei, di mana gerilyawan Gaza menembakkan roket ke kota-kota Israel dan Israel melakukan serangan udara melintasi daerah kantong pantai Gaza.
REUTERS