TIBA-tiba sekali sirene melengking tinggi. Ada serangan udara
musuh, begitu bunyi peringatan radio dan tv Ahad siang, pekan
lalu. Segenap jajaran Angkatan Bersenjata Korea Selatan
diperintahkan siap siaga. Panik pun terjadi di kalangan
penduduk. Untung cuma sebentar -- kira-kira 17 menit.
Ceritanya ternyata biasa saja. Kapten penerbang AU RRC Sun
Tien-chin, 46 tahun yang semula disangka kolonel itu, melarikan
pesawat tempurnya, MiG-21, ke Korea Selatan untuk kemudian minta
suaka di negara ketiga -- diduga Taiwan. "Menara kontrol
memanggil-manggil, tapi tidak saya hiraukan," ujar Sun,
penerban ujicoba terkemuka di RRC.
Kepada perwira Korea Selatan yang memeriksanya, Sun mengaku
tidak puas dengan sistem komuni di RRC. Ayahnya, seorang
aktivis Partai Komunis Cina (PKC) jatuh sebagai korban Revolusi
Kebudayaan. Dia sendiri sudah masuk daftar hitam dan tidak
dibolehkan terbang. Baru di bawah rezim Deng Xiaoping, hak
terbang itu dipulihkan. Namun, begitu terbuka kesempatan lari,
ia pun tidak menunda-nunda lagi.
Para pejabat di Taipeh tampak amat berminat terhadap Sun dan
MiG-21 itu. Duta Besar Taiwan di Seoul sekarang sibuk mengurus
hal-ihwal Sun. Disebutkan hadiah 7.000 tail emas (5.600 ons)
seharga US$ 3,85 juta yang akan diperoleh Sun bila ia berhasil
membawa pesawat itu ke Taiwan. Pendahulunya Kapten Wu
dianugerahi 5.000 tail emas (4.000 ons) seharga US$ 2,5 juta,
dengan catatan: tanpa pesawat. Wu sekarang mayor bertugas di AU
Taiwan.
Pembelot tak cuma dari RRC. Juga dari Taiwan. Tahun 1981 Kolonel
Huang Zhieheng, penerbang pesawat tempur F5F Taiwan, minggat ke
RRC. Ia diterima dengan tangan terbuka di sana. Dengan pelbagai
fasilitas yang membuat hidupnya lebih nyaman ketimbang perwira
RRC lainnya, Huang juga dipercaya sebagai Wakil Komandan Akademi
Penerbangan di Provinsi Shanxi. "Saya tidak mengalami cuci
otak," katanya. "Saya berniat masuk PKC tapi dianggap belum
memenuhi syarat," tambah Huang yang sehari-hari mengendarai
sedan Mercedes Benz warna putih, satu dari sekian banyak hadiah
yang diterimakan rezim Beijing.
Cina kelihatan tak akan membiarkan Sun dan pesawat yang
dilarikan jatuh ke tangan Taiwan. Seorang juru bicara Departemen
Luar Negeri RRC mengatakan Seoul seharusnya mengembalikan
pesawat itu berikut penerbangnya. Tentang ini Korea Selatan
dikabarkan tidak keberatan, asalkan Beijing resmi mengajukan
permintaan. Tapi permintaan tersebut, sampai Sabtu pekan lalu,
belum terdengar diajukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini