Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan game Yunani menuai protes dari komunitas Yahudi karena munculnya game yang dianggap tidak menghormati jutaan orang Yahudi jadi korban kekejaman Nazi atau dikenal sebagai tragedi Holocaust.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Great Escape, perusahaan pembuat game disebut mengimitasi film Schindler List besutan Steven Spielber yang meraih penghargaan internasional.
Baca: Paus Fransiskus Buka Arsip Rahasia yang Paling Dicari Yahudi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Game ini seperti kisah dalam film itu meminta pemainnya untuk menyusun daftar orang-orang yang selamat yang akan terhindar dari kematian mengerikan oleh pasukan musuh. Para pemain diminta untuk membantu pengusaha Jerman, Oskar Schindler untuk menyelamatkan banyak orang tak bersalah dari kejaran pasukan SS di Krakow, Polandia," demikian Deustche Welle melaporkan pada hari Minggu, 3 Maret 2019.
Komunitas Pusat Yahudi di Yunani atau KIS mengecam game ini dan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan.
Baca: Pemakaman Yahudi Terkena Vandalisme, Warga Prancis Turun ke Jalan
"Apa yang disebut sukse dari game-game ini sehubungan dengan ketidaktahuan masyarakat Yunani. Tanyakan sekitar, kemungkinan besar sebagian besar orang Yunani akan memberitahu anda bahwa Schindler adalah seperti bintang musik rock atau pemain sepak bola," kata Victor Eliezer, Wakil Ketua KIS.
Eliezer mengatakan, para pencipta game tersebut memberi sinyal bahwa mereka sangat tidak memberi hormat.
"Yang saya harapkan adalah mereka berkunjung ke Auschwitz untuk merasakan, dalam sepersekian detik,
teror kematian di kamp konsentrasi Jerman. Hanya dengan demikianlah ada harapan mereka tidak lagi merendahkan penderitaan manusia," kata Eliezer.
Baca: Kejahatan Kebencian Terhadap Yahudi di Amerika Naik 30 Persen
Pejabat perusahaan game di Thessalonika menolak berkomentar atas kontroversi game yang dianggap tidak menghormati jutaan korban dan penyintas Yahudi dalam tragedi Holocaust. Pejabat perusahaan itu di Athena, ibu kota Yunani, membantah film itu terkait dengan Holocaust.
Thessalonika, kota terbesar kedua di Yunani menjadi rumah bagi kaum Yahudi yang saat Perang Dunia II hampir seluruhnya dimusnahkan pasukan Nazi, SS tahun 1943. Sebelum Perang Duni II, komunitas Yahudi di Thessalonika merupakan terbesar di dunia sehingga dijuluki Ibu Israel dan Yerusalem di Balkan.