Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

UNICEF: Anak-anak di Sudan Banyak Jadi Korban Kekerasan Seksual di Tengah Perang

Laporan UNICEF mengungkap anak di bawah lima tahun termasuk bayi, telah menjadi korban pelecehan seksual di tengah berkecamuknya perang Sudan.

5 Maret 2025 | 08.37 WIB

Warga Sudan merayakan kemenangan setelah pengumuman militer yang menyatakan mereka telah mengambil alih kota Wad Madani, di Port Sudan, Sudan, 11 Januari 2025. REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak
Perbesar
Warga Sudan merayakan kemenangan setelah pengumuman militer yang menyatakan mereka telah mengambil alih kota Wad Madani, di Port Sudan, Sudan, 11 Januari 2025. REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan yang dibagikan UNICEF pada Selasa, 4 Maret 2025, mengungkap anak di bawah lima tahun termasuk bayi, telah menjadi korban pelecehan seksual di tengah berkecamuknya perang Sudan. Perang tersebut terjadi antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).    

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNICEF dalam paparannya dilaporan itu mengutip data yang disusun oleh kelompok-kelompok yang ada di Sudan, yang bertugas membantu korban selamat kekerasan seksual. Data itu memperlihatkan ada 221 kasus kekerasan seksual yang tercatat dialami anak-anak pada tahun lalu. Anak-anak dalam data itu berusia di bawah 16 tahun, termasuk balita 4 tahun. Dari jumlah 221 kasus yang tercatat, satu pertiga korban adalah laki-laki 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Data yang disusun itu termasuk sejumlah kasus dari penjuru Sudan. Namun sejumlah relawan dan kelompok-kelompok HAM menilai angka itu hanya mewakili sebagian kecil dari kasus yang terjadi di lapangan. Sebab ada stigma, ketakutan akan pembalasan serta kurangnya akses ke fasilitas medis sehingga membatasi pelaporan.   

Sejumlah korban yang selamat mengatakan pada UNICEF mereka hamil akibat pelecehan seksual yang dialami. Walhasil, mereka ditolak oleh sanak-saudara sendiri karena dianggap hanya akan menambah beban.  

Seorang perempuan yang ditawan bersama perempuan dan remaja perempuan lainnya, menceritakan setelah jam 9 malam, seseorang membuka pintu sambil membawa cambuk. Pelaku lalu akan memilih korbannya pada malam itu dan membawa ke ruangan lain. 

“Saya bisa mendengar korban yang masih remaja itu berteriak dan menangis. Saat kembali ke dalam ruang tawanan, korban hampir dalam keadaan tidak sadarkan diri,” kata korban kekerasan seksual, seperti diwartakan Reuters. 

UNICEF tidak menyebutkan secara gambling siapa yang harus bertanggung jawab atas perkosaan pada anak-anak ini. UNICEF hanya menyebutkan agar militer Sudan dan Rapid Support Forces sama-sama menghormati hukum internasional. Terkait dengan laporan UNICEF ini, Rapid Support Forces dan militer Sudan belum mau berkomentar. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus