Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pilot pesawat tempur Su-25 Rusia yang ditembak jatuh di Idlib, Suriah pekan lalu, meledakkan dirinya dengan granat untuk mencegah penangkapan oleh pemberontak Barisan Al-Nusra yang mendekatinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan Russia Today pada 5 Februari 2018 mengatakan, Mayor Roman Filipov yang telah menyelamatkan diri sebelum pesawat jatuh, terdengar berteriak di radio: "Ini untuk kalian semua!" sbelum meledakkan dirinya dengan granat.
Baca: Rusia Tuduh AS Latih Eks ISIS untuk Kacaukan Suriah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jet Su-25 Rusia yang diterbangkan oleh Filipov jatuh di provinsi Idlib, Suriah, Sabtu lalu saat terbang rutin di atas zona deeskalasi. Pesawat itu kemungkinan terkena tembakan peluru kendali sistem pertahanan udara portabel (MANPAD).
Rekaman dramatis menunjukkan pesawat jatuh dengan salah satu mesinnya terbakar. Pilot mencoba mengendalikan pesawat tempur yang lumpuh itu dan berhasil melaporkannya sebelum jet tersebut akhirnya jatuh.
Filipov berhasil keluar dari pesawatnya dengan parasut namun malangnya ia mendarat di daerah yang dikendalikan teroris. Sebagian besar provinsi Idlib masih dikendalikan oleh Tahrir al-Sham, sebelumnya dikenal sebagai kelompok Front Al-Nusra.
Baca: Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
Saat milisi bergegas menuju ke arahnya, Filipov terlibat dalam baku tembak. Foto yang diposkan online menunjukkan ia mungkin mengosongkan hampir dua magazin. Pilot itu terluka parah, namun saat milisi mengepungnya, dia meledakkan dirinya dengan granat.
Pilot berusia 34 tahun itu meninggalkan seorang istri dan seorang anak perempuan.
Menyusul kejadian tersebut, Rusia menggelar serangan udara terhadap Idlib dan pasukan darat Suriah sudah berada di daerah tersebut untuk mencari jenazahnya.
Kementerian Pertahanan Rusia memerintahkan pesawatnya di Suriah untuk terbang setinggi minimum 5.000 meter agar tidak ditembak.
Kementerian Pertahanan Rusia menganugerahkan ilipov penghargaan tertinggi negara itu, medali Pahlawan Rusia.
Baca: Serangan Udara Rusia Tewaskan Empat Petinggi ISIS di Suriah
Lahir pada tahun 1984 di kota Voronezh 465 kilometert selatan Moskow, Filipov lulus dari Krasnodar Military Aviation School. Dia kemudian bertugas di Timur Jauh Rusia, yang membuatnya naik pangkat dari pilot senior ke wakil komandan skuadron.
Di Suriah, Filipov berhasil melakukan puluhan operasi militer, termasuk membombardir kelompok teroris dan mengawal konvoi kemanusiaan ke daerah-daerah rawan konflik. Komandannya menggambarkan Mayor Filipov sebagai pilot serangan yang menjanjikan, tenang dan tegas.
Filipov bukanlah tentara Rusia pertama yang menunjukkan keberanian luar biasa selama kampanye militer melawan teroris di Suriah, memilih untuk gugur dalam peperangan daripada menyerah atau melarikan diri.
Letnan Besar Alexander Prokhorenko, meledakkan dirinya pada Maret 2016 setelah dikepung ISIS saat bertempur memperebutkan Palmyra.
Su-25 Filipov adalah jet Rusia kedua yang kalah dalam pertempuran. Pada November 2015, tidak lama setelah operasi dimulai, Su-24M Rusia yang beroperasi di wilayah perbatasan Suriah-Turki ditembak jatuh oleh jet tempur F-16 Angkatan Udara Turki.
Dua pilot pengebom Rusia berhasil keluar, tapi satu di antaranya dibunuh oleh milisi lokal yang didukung oleh Ankara. Pilot kedua diselamatkan dalam operasi pencarian yang berani, di mana seorang marinir kehilangan nyawanya dan sebuah helikopter ditinggalkan dan kemudian dihancurkan.