Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan mengambil alih Jalur Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dipindahkan ke tempat lain. Seperti dilaporkan Reuters, Trump mengungkap rencananya yang mengejutkan tanpa memberikan rincian. Pada Kamis, Trump mengeklaim bahwa warga Palestina akan memiliki kehidupan yang lebih baik di bawah rencananya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Negara-negara dan organisasi Arab terus menyatakan penolakan terhadap rencana Trump untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina. Adapun Mesir, Aljazair, Irak, Libya, dan kelompok Palestina Hamas mengeluarkan pernyataan penolakan pada Kamis, 6 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penolakan itu mengikuti sikap serupa yang telah disampaikan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Oman, serta beberapa organisasi regional dan internasional, termasuk Liga Arab dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
1. Klaim
Pada Kamis, 6 Februari 2025, Trump mengeklaim bahwa Israel akan menyerahkan Gaza kepada Amerika Serikat setelah perang berakhir. Penduduk di Gaza akan dipindahkan ke tempat lain, sehingga menurut Trump tak ada pasukan Amerika yang diperlukan lagi di lapangan.
Trump mengklarifikasi rencananya dalam komentar di platform web Truth Social miliknya. Ia pernah mengakui kemungkinan pasukan Amerika akan dikerahkan ke Gaza. "Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir," katanya seperti dikutip Reuters, Kamis, 6 Februari 2025.
2. Riviera Timur Tengah
Trump mengatakan Amerika akan mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dipindahkan ke tempat lain. Trump mengungkapkan rencananya pada Selasa, 4 Februari 2025 dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dikutip dari France24, pengumuman tersebut usulan Trump pada pekan sebelumnya untuk permukiman kembali permanen warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga. Ia menyebut bahwa daerah penampungan tersebut sebagai tempat fase pertama gencatan senjata Israel-Hamas.
"Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang dan saya melihatnya membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah itu," katanya. Ia menambahkan bahwa telah berbicara dengan para pemimpin regional dan mereka mendukung gagasan tersebut.
Ketika ditanya siapa yang akan tinggal di sana, Trump mengatakan tempat itu bisa menjadi rumah bagi masyarakat dunia. Trump memuji wilayah sempit itu tempat serangan militer Israel sebagai respons terhadap serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menghancurkan sebagian besar wilayah sebagai wilayah yang berpotensi menjadi Riviera Timur Tengah.
3. Relokasi
Usulan kontroversial dari Trump, ia menyarankan agar warga Gaza dipindahkan ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Usulan ini dilontarkan setelah lebih dari 15 bulan pertempuran yang menghancurkan Gaza. Trump menyarankan bahwa ratusan ribu warga Gaza dipindahkan untuk membersihkan wilayah tersebut, sehingga dapat dibangun kembali tanpa gangguan.
Trump pertama kali mengemukakan gagasan itu pada Minggu, 26 Januari 2025. Ia mengulangi pernyataan tersebut pada Senin, 27 Januari 2025, saat ia menanggapi pertanyaan tentang apakah penduduk Gaza yang tersisa akan mengungsi dalam jangka pendek atau panjang.
Dewi Rina Cahyani, Putri Safira Pitaloka turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Penutupan USAID oleh Trump membuat Asia Tenggara Ketar-ketir