Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Polisi Australia menangkap seorang pria yang tinggal di Eastwood, Sydney atas sangkaan sebagai agen ekonomi Korea Utara yang berusaha menjual komponen rudal dan batu bara di pasar gelap internasional. Uang hasil penjualan akan diserahkan kepada pemerintah Korea Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Choi Han Chan, 59 tahun, ditangkap polisi Australia di rumahnya pada Sabtu pagi, 16 Desember 2017, atas tindakannya yang mencederai sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara dan melanggar hukum Australia.
Baca: Menhan AS Ragu Rudal Korea Utara Hwasong 15 Berbahaya, Kenapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Choi yang mendapatkan warga negara Australia melalui proses naturalisasi dari kewarganegaraan Korea Selatan dinyatakan bukan intelijen, melainkan sebagai orang yang setia pada Korea Utara.
"Lelaki ini bertugas sebagai agen yang setia pada Korea Utara yang diyakini dia menjalankan tugas untuk membantu tujuan beberapa petinggi patriotik. Pada akhirnya dia mau menjual apa saja yang dia bisa jual untuk mendapatkan uang bagi pemerintaha Korea Utara," kata asistan komisioner Polisi Federal Australia, Neil Gaughan kepada media di Sydney pada hari Sabut, 16 Desember 2017, seperti dikutip dari Guardian.
Menurut Gauhan, Choi akan dijerat dua dakwaan yakni berusaha menjual komponen rudal misalnya perangkat lunak sistem pengarahnya dan keahlian teknis untuk entitas internasional tanpa nama.
Baca: Korea Utara Kembangkan Senjata Biologi, Lompatan Mengejutkan
Gauhan memiliki bukti yang menyatakan terjadi kontak sebelumnya dengan pejabat top Kreoa Utara, namun tidak disebut secara detil namanya.
"Kami percaya laki-laki ini terlibat dalam diskusi tentang penjualan komponen rudal dari KOrea Utara kepada entitas di luar negeri, dan upaya lainnya adalah berusa meningkatkan pendapatan pemerintah Korea Utara dengan mencederai sanksi," ujar Gauhan.
Choi terancam dihukum 10 tahun penjara. Ia dilaporkan menolak mengajukan uang jaminan.
Ia pun memastikan Choi tidak membahayakan kepentingan Australia.
Selain itu, kejahatan Choi tidak melibatkan pimpinan tinggi negara lainnya.
Baca: 49 Negara Langgar Sanksi PBB terkait Senjata Nuklir Korea Utara
Namun Choi sempat salah menyebut negara tempat transfer batu bara Korea Utara dengan menyebut batu bara Rusia, padahal yang dimaksud Indonesia dan Vietnam.
Investigasi terhadap Choi dilakukan awal tahun ini, dengan bantuan informasi yang diberikan badan penegakan hukum di satu negara asing yang awalnya membahas hal lain.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengucapkan selamat atas upaya polisi federal Australia menangkap agen ekonomi Korea Utara itu. "Ini sangat serius. Ini sangat penting semua negara mendoro sanksi ini," ujar Turmbul.