Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Politikus di Swiss Dihujat karena Jadikan Gambar Bunda Maria Target Latihan Tembak

politikus anggota Partai Kebebasan Hijau Swiss (GLP) meminta maaf karena menggunakan sebuah gambar Bunda Maria untuk praktik olahraga menembak

10 September 2024 | 22.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sanija Ameti, seorang politikus anggota Partai Kebebasan Hijau Swiss (GLP) meminta maaf karena menggunakan sebuah gambar simbol agama Kristen sebagai target praktik olahraga menembak. Tindakan Ameti sepanjang akhir pekan itu langsung memancing kemarahan warga Swiss. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kejadian ini persisnya terungkap saat Ameti mengunggah ke media sosial foto dia sedang olahraga menembak, di mana dia memegang sebuah pistol dan foto lainnya memperlihatkan gambar Bunda Maria dan Yesus dengan wajah yang penuh lubang bekas tembakan. Media di Swiss mewartakan gambar yang digunakan Ameti itu adalah lukisan yang direproduksi oleh seniman Italia bernama Tommaso del Mazza dan diambil dari sebuah katalog ilustrasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah dihujat massal di dunia maya, Ameti menghapus unggahannya dan meminta maaf. Dia menjelaskan gambar itu benar diperoleh dari sebuah katalog karena ukurannya pas dan gambarnya cukup jelas untuk menjadi sasaran dalam target olahraga menembak.     

“Saya tidak terlalu memperhatikan gambar tersebut. Itu adalah perbuatan yang tidak benar. Saya minta maaf dengan tulus dari lubuk hati jika ada orang yang merasa tersakit dengan hal ini,” kata Ameti.

Sebelumnya pada Maret 2021, warga Swiss dibikin geger saat Pemerintah Swiss mengutarakan rencana mengadakan referendum untuk menentukan larangan memakai cadar. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar rakyat Swiss mendukung larangan cadar untuk diatur dalam undang-undang.

Proposal referendum ini datang jauh sebelum pandemi virus corona yang membuat semua orang menutup wajahnya dengan masker. Pada Oktober 2017, Swiss mengumumkan usulan tentang larangan burqa dan niqab berhasil meraup 100 ribu tanda tangan yang disyaratkan untuk dilakukan pemungutan suara. 

Usulan referendum larangan cadar ini tidak menyebut Islam secara langsung. Mereka justru mengaitkannya bahwa larangan ini diperlukan guna mewaspadai perusuh yang biasa menutupi wajahnya. Tetap saja, politikus, media, dan juru kampanye lokal menjulukinya sebagai larangan burqa

Sumber: RT.com  

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus