Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Prancis dan Inggris mengusulkan gencatan senjata parsial selama satu bulan antara Rusia dan Ukraina, namun tidak akan mencakup pertempuran darat. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan gencatan senjata akan meliputi serangan udara, laut, dan infrastruktur energi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Macron menambahkan bahwa garis depan pertempuran kedua negara itu setara dengan jarak antara Paris dan Budapest.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika terjadi gencatan senjata, akan sangat sulit untuk memverifikasi (pertempuran) di sepanjang garis depan dihormati," kata Macron kepada Le Figaro, Ahad, 2 Maret 2025, dikutip dari Reuters.
Macron berbicara kepada surat kabar Le Figaro saat ia terbang ke London untuk pertemuan dengan para pemimpin Eropa, yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk memajukan upaya menyusun rencana perdamaian Ukraina.
Konferensi Tingkat Tinggi di London diadakan dua hari setelah pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih dengan Presiden AS Donald Trump yang berakhir pada pertikaian. Para pemimpin dunia telah menawarkan dukungan yang kuat kepada Zelensky dan berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina.
Berdasarkan usulan Prancis-Inggris, Macron menyampaikan, pasukan darat Eropa hanya akan dikerahkan ke Ukraina pada tahap kedua.
"Tidak akan ada pasukan Eropa di tanah Ukraina dalam beberapa minggu mendatang," ujar Macron.
"Pertanyaannya adalah bagaimana kita menggunakan waktu ini untuk mencoba mencapai gencatan senjata, dengan negosiasi yang akan memakan waktu beberapa minggu dan kemudian, setelah perdamaian ditandatangani, pengerahan (pasukan)."
Saat ditanya wartawan di London apakah mengetahui rencana tersebut, Zelensky mengaku sudah mengetahui usulan tersebut. "Saya mengetahui semuanya," tuturnya.
Macron mengatakan negaranya dan negara-negara Eropa lainnya harus mengeluarkan lebih banyak dana untuk pertahanan. Dia mengatakan kepada Le Figaro bahwa ini mungkin berarti sekitar 3-3,5 persen dari produk domestik bruto. Dia juga mengatakan bahwa Komisi Eropa juga perlu lebih inovatif dalam membiayai pengeluaran pertahanan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan kembali dukungan penuh negaranya kepada Ukraina saat menerima Presiden Volodymyr Zelensky di London, pada Sabtu waktu setempat seperti dilansir Anadolu.
Presiden Ukraina tiba di London, untuk bertemu PM Starmer dan menghadiri KTT terkait Ukraina pada Ahad 2 Maret 2025. KTT tersebut akan dihadiri sejumlah pemimpin Eropa.
"Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami akan terus bersama anda dan Ukraina sampai kapanpun," kata Starmer kepada Zelensky.
Starmer mengatakan Inggris memiliki tekad "absolut" dan "tak tergoyahkan" untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu "perdamaian berkelanjutan di Ukraina berdasarkan kedaulatan dan keamanan."
Zelensky kemudian berterima kasih kepada Starmer dan rakyat Inggris atas dukungan mereka kepada Ukraina sejak perang dengan Rusia meletus pada 2022.
Sita Planasari ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Temui Zelensky, PM Inggris Berikan Dukungan Penuh untuk Ukraina